SAAT ribuan guru honorer di Kabupaten Cirebon memperjuangkan hak dan mendapatkan perbaikan kesejahetaraan. Bebrapa guru di Kota Cirebon mendapat perhatian pihak
Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui program Sahabat Guru Indonesia (SGI) menyapa para Guru Honorer di Wilayah Cirebon untuk meberikan santunan bea hidup, Selasa (3/12). Untuk tahap awal, enam guru honorer dan satu guru tahfidz menjadi penerima program ini.
Herumiyatsih SPd, salah satu penerima program ini sudah menjadi guru honorer selama 21 tahun di SDN Tirta Winaya, Kesunean Kota Cirebon. “Saya terus bertahan, karena saya ingin terus mengabdi untuk negeri, bukan hanya sekedar materi,” ujar Ibu Herumiyatsih saat tim ACT berkunjung.
Herumiyatsih bukan satu-satunya, di Jawa Barat ada 185.837 guru sekolah honorer yang terdaftar di data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mengabdi menjadi guru honorer bukanlah pilihan mudah, gajipun tidak seberapa, tapi kecintaan pada dunia pendidikan seringkali membuat para pahlawan tanpa tanda jasa ini megabaikan status.
Selain Herumiyatsih, Yanti yang mengajar di SDN Pesisir Lama, Kota Cirebon juga sudah mengabdi selama 16 tahun sebagai guru honorer. “Saya sudah mengabdi disini selama enam belas tahun dengan gaji Rp350 ribu per bulan,“ katanya.
Saat tim ACT berkunjung dan menyerahkan bantuan melalui Program SGI, bu Yanti tidak menyangkanya. “Terimakasih kepada ACT dan Global Zakat yang sudah memperhatikan kami. Semoga lebih banyak lagi sahabat seperjuangan saya yang bisa menerima juga,” ucapnya sambil terisak haru.
Walau bea hidup yang diberikan tidak banyak, tapi sangat berarti untuk Yanti dan keluarga. Guru honorer penerima manfaat lainnya berasal dari SLB Al Ma’rifah dan seorang guru ngaji dari Beber Kabupaten Cirebon yang mengajar lebih dari 150 anak-anak tanpa memungut biaya.
“Program ini sebagai bentuk kepedulian ACT terhadap nasib guru honorer, walau berstatus honorer para pahlawan tanpa tanda jasa ini tetap semangat dan ikhlas mengajar,” Ujar Ade Rully, selaku Kepala Cabang ACT Cirebon.
Ade pun menambahkan bahwa program ini dilaksanakan serentak di seluruh cabang ACT di Indonesia dengan penerima lebih dari seratus guru. “Kami sadar tunjangan yang diberikan belum sebanding dengan pengabdian mereka, dan masih banyak guru honorer yang belum tersapa juga. Kami mengajak para dermawan Indonesia untuk bersama-sama menjadi sumber kebahagiaan bagi para guru honorer yang tengah hidup dalam keterbatasan,” lanjut Ade. (Rilis/SC)