Menurut Selly, proses transformasi ini sudah sangat urgen untuk segera dilakukan. Pasalnya, kemampuan dan kapasitas yang dimiliki IAIN Syekh Nurjati Cirebon sudah sangat baik dan hampir menyamai UIN.
“Yang pertama, saya akan membantu pengembangan statusnya dulu dari IAIN menjadi UIN Syekh Nurjati Cirebon, karena ini sudah sangat urgen melihat kemampuan dan kapasitas dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon sudah hampir sama dengan UIN,” kata dia kepada sejumlah wartawan usai melakukan rapat dengan pihak IAIN Syekh Nurjati Cirebon di kampus setempat.
Selain itu, terkait pengembangan IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang akan membangun kampus II di wilayah pantura, tepatnya di Blok Ciputat Desa Cikawung Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, pihaknya juga akan segera mendorong pemerintah daerah setempat. Yaitu, salahsatunya melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) agar memasukan bagian timur provinsi tersebut ke dalam rencana strategisnya (renstra) dengan memfokuskan rencana pengembangan pendidikan, yaitu salahsatunya di bidang keagamaan.
“Kemudian pengembangan kampus di Indramayu atau beberapa titik lainnya saya mendukung seribu persen. Saya akan coba membantu kepada pemerintah daerahnya, yaitu salahsatunya Pemprov Jabar. Karena IAIN menginginkan agar dalam renstra di pemprov jabar ada fokus rencana pengambangan pendidikan di wilayah jawa barat bagian timur salahsatunya dibidang keagamaan. Karena sesuai visi misi Pak Gubernur Jawa Barat untuk menjadikan wilayah tersebut menjadi daerah wisata keagamaan, sehingga pendidikan keagamaan otomatis harus dikembangkan,” ujarnya.
Bahkan, pihaknya juga telah merencanakan untuk melakukan hibah tanah seluas 10 hektare melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon di sekitar tanah yang sudah dibeli kamous ini di Desa Astapada, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Tetapi, kata dia, hal itu perlu dikomunikasikan lebih lanjut karena ada pergantian kepala daerah. Namun pihaknya juga menargetkan agar proses hibah ini dapat segera terealisasi di tahun 2020 atau 2021.
“Saya belum tahu, apakah setelah pergantian kepala daerah tetap akan dilaksanakan atau tidak. Tetapi saya akan akan mendorong kepada Pak Bupati yang sekarang agar bisa membantu. Karena Pak Bupati sekarang kan fokus terhadap urusan keagamaan, saya rasa beliau akan bisa membantu. Targetnya secepatnya, karena kita sudah sangat membutuhkan. Ya mudah-mudahan kalau belum dianggarkan di 2020 untuk pembebasan lahan ya di anggaran 2021 seperti halnya tadi renstranya IAIN bisa teralisasi,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat pihaknya bersikeras untuk segera bertransformasi dari IAIN menjadi UIN. Yaitu, salahsatunya ialah ingin mengembalikan Cirebon sebagai pusat dan wisata pendidikan tingkat tingkat Asia Tenggara yang pernah disandang Kota Wali ini pada masa Syekh Dahtul Kahfi atau Syekh Nurjati.
“Untuk itu tidak bisa dipungkiri bahwa Cirebon ini dulu adalah daerah peradaban pendidikan,” ucap Sumanta.
Selain itu, dengan bertransformasi dari IAIN menjadi UIN juga dapat memperluas akses pendidikan yang diperuntukan bagi masyarakat secara luas. Seperti bisa membuka program studi (prodi) yang sifatnya umum yang sudah direncanakan dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat di sekitar kampus ini. Seperti prodi pertanian, kelautan perikanan, dan kehutanan.
“Dengan transformasi, rumah kita menjadi lebih luas dengan bisa membuka fakultas-fakultas yang komprehensif.
Kemudian hal itu juga bisa memperluas akses pendidikan untuk masyarakat secara luas khususnya di Cirebon dan sekitarnya,” tutur Sumanta.
Namun, dia mengakui, dalam perjalanan transformasi ini ada beberapa kendala yang dihadapi. Untuk itu, pihaknya juga perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah maupun swasta. Seperti yang tengah dilakukannya saat ini yaitu melakukan komunikasi dengan anggota DPR RI yang membidangi pendidikan dan mitra kerja Kementerian Agama.
“Dalam perjalannnya memang ada kendala, untuk itu kami terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, salahsatunya dengan Bu Selly. Alhamdulillah kami merasa sangat senang dan bahagia mendapatkan suport dan dukungan untuk pengembangan lembaga dari beliau. Sehingga hal ini dapat memperlancar komunikasi kita dengan pihak-pihak terkait lainnya yang dijembatani Bu Selly, karena beliau kan dari komisi VIII DPR RI yang membidangi pendidikan dan mitra kerja Kementerian Agama,” pungkasnya. (Arif)