“Ketinggian air mencapai 15 sampai 20 centimeter dengan panjang jalan terendam sekitar 200 sampai 250 meter,” kata General Manajer PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku pengelola Tol Cipali, Suyitno.
Menurutnya, genangan air tersebut diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Dan air yang menggenangi jalan tol Cipali diduga kiriman air dari luar.
Genangan air, kata Suyitno, terjadi sejak pukul 17.00 WIB. Kendati banjir menggenangi dua jalur jalan tol, tapi semua jenis kendaraan dapat melintasinya.
“Kendaraan kecil masih bisa lewat lajur 2, mengingat titik genangan terdalam ada di lajur 1 serta bahu jalan. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” katanya.
Suyitno menjelaskan bahwa untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas, petugas LMS dan PJR bersiaga dsn melakukan pengarahan lalu lintas kepada pengguna jalan yang melintas.
“Pengarahaan ini terus dilakukan hingga tidak ada genangan air. Sejak pukul 18.00 WIB jalan tol sudah bebas dari genangan air dan jalan bisa dilalui dengan aman,” ujarnya.
Suyitno juga mengatakan, genangan air yang terjadi bukan diakibatkan tidak berfungsinya saluran air atau drainase jalan tol. Pasalnya, LMS sudah membangun drainase sesuai dengan Detailed Engineering Design (DED) yang telah disetujui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan kondisi setempat pada saat itu. Bahkan, semua air di sepanjang ruas tol selalu dipelihara secara rutin baik pembersihan maupun perbaikan yang diperlukan.
“Sistem drainase yang ada di jalan tol hanya berfungsi sebagai saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan yang berasal dari permukaan badan jalan tol. Jadi tidak berfungsi untuk menampung air akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang sekitar jalan tol,” pungkasnya. (Kirno)