CIREBON, SC- Sebanyak 21 warga negara asing telah dideportasi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon. Pendeportasian seluruh WNA itu dilakukan selama kurun waktu 2019. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Kelas I TPI Cirebon, M Tito Andrianto kepada Suara Cirebon usai giat Fun Bike Hari Bhakti Imigrasi Ke-70 di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon Jl Sultan Ageng Tirtayasa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (18/1).
Seluruh WNA terpaksa dipulangkan ke negara masing-masing, pasalnya para WNA tersebut terbukti telah melanggar Undang-Undang (UU) Keimigrasian.
BACA JUGA: 2020 Anggaran Stadion Zonk, Salah TAPD-Bappelitbangda?
“Terpaksa mereka kami pulangkan ke negara asalnya dan tindakan deportasi ini sebagai sanksi bagi WNA yang melanggar UU Keimigrasian,” ujar Tito Andrianto.
Menurutnya , perbandingan jumlahnya WNA di tahun 2019 dan 2018 berbanding jauh. Pasalnya, di tahun 2019 jumlahnya lebih banyak pada tahun sebelumnya, yakni di 2018.
Diakui Tito, banyaknya WNA yang dideportasi oleh pihaknya, diamankan dari sejumlah wilayah Ciayumajakuning atau wilayah III Cirebon. “Yang tersebar di wilayah kerja kami, melingkupi Cirebon Kota dan Cirebon Kabupaten, Kabupaten Kuningan dan Indramayu, dan Majalengka,”ujar Tito.
Selain itu, Tito juga menjelaskan, banyak tenaga kerja asing (TKA) yang tersebar di wilayah Ciayumajakuning, banyaknya TKA tersebut berjumlah 521.
BACA JUGA: Ribuan Warga Nunggak PBB
“Seluruh TKA itu tersebar di wilayah III Cirebon. Cirebon Kota dan Kabupaten, Indramayu, Kuningan dan Majalengka, TKA yang terbanyak itu di Majalengka,” jelasnya.
Tambah Tito banyaknya TKA, tidak hanya di Majalengka saja, akan tetapi kota atau kabupaten terdekat terindikasi banyaknya TKA setelah Majalengka. “Selanjutnya daerah yang jumlah TKA terbanyak kedua ialah Kabupaten Cirebon, disusul Kota Cirebon, Indramayu, dan Kuningan,”katanya.
BACA JUGA: Setengah Meter Lagi Amblas
Seluruh TKA tersebut, lanjut Tito lebih dominannya menjadi tenaga ahli di sejumlah industri yang baru didirikan di wilayah III Cirebon. Selain itu mereka berasal dari Korea Selatan, India dan Malaysia.
“Ada juga TKA yang bekerja di bidang perdagangan, konstruksi dan bangunan, serta lainnya, rata-rata berasal dari Tiongkok kaya Korsel, Malaysia, dan India,” ujar Tito. (M Surya)