“Yang ada disini (rumah sakit) ini pejuang-pejuang semua, mayoritas para kyai. Tapi ada juga yang sebagian naik pesawat,” kata dia.
Irawan mengaku tidak tahu persis kronologis kecelakaan, karena saat itu dirinya tidak ada di dalam bus tersebut. “Tapi informasinya, katanya sopir mengantuk, sehingga nabrak bagian belakang (kendaraan didepannya). Yang rusak cuma depannya saja, jadi korbannya yang di depan. Kalau yang di tengah dan di belakang sih aman,” paparnya.
Masih menurut Irawan, akibat kejadian tersebut kernet bus dikabarkan meninggal dunia. Sedangkan 7 orang korban lainnya harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Mitra Plumbon. Dari 7 korban itu, 3 korban harus menjalani operasi dan 4 korban lainnya menjalani rawat jalan untuk dilakukan observasi lebih lanjut.
“Satu orang sudah dioperasi, yang dua orang menyusul. Sekarang rombongan yang tersisa diperkirakan ada sekitar 18 orang. Jadi, 18 orang lanjut ke Jakarta, sisanya di rumah sakit,” sambungnya.
Pantauan Suara Cirebon, di Rumah Sakit Mitra Plumbon, beberapa korban yang masih di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit tersebut kondisinya masih belum sadarkan diri. Namun beberapa korban juga ada yang sudah sadar tapi harus beristirahat total. Seorang korban yang tidak mengalami luka harus sibuk melayani korban yang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit tersebut. Sehingga dia tidak bisa memberikan keterangan kepada awak media. (Islah)