Bupati menjelaskan, penundaan mutasi itu sengaja dilakukan untuk mengetahui pihak-pihak yang ikut “bermain”. Jika diibaratkan “pemain” itu adalah buaya, maka bupati sengaja membiarkannya untuk memastikan kebenaran adanya buaya dalam proses mutasi.
Bukan hanya itu, agar buaya terpancing muncul ke permukaan, bupati juga sedang memasang jebakan dengan memberi umpan kepada buaya itu. “Makanya kalau lihat buaya itu beri umpan dulu, nanti kalau buayanya nongol (baru kelihatan) itu buayanya. Karena saya lihat di kabupaten cirebon banyak pemain, (sehingga suasana jadi) keruh semua, (tapi) nanti kelihatan. Makanya saya biarkan dulu untuk mengetahui pemainnya,” papar Imron.
BACA JUGA: Hujan dan Angin Tumbangkan Pohon Besar di Jalan Siliwangi
Bupati menjelaskan, mundurnya pelaksanaan mutasi itu dimaksudkan untuk mencari informasi dari masyarakat terkait isu transaksi jabatan berdasarkan klaim yang dilakukan pemain. Dengan penundaan mutasi, maka minimal bisa memutus klaim transaksional.
“Kalau begitu ada (rencana mutasi) ini langsung dilaksanakan, nanti kalau (perkiraan) si pemain pas padahal dia tidak ada ikatan, kan nanti diklaim kerjaan dia, nanti dapat uang kan,” terangnya.