“Sudah tiga kali nyulami, malah sekarang banjir lagi,” kata Junedi. Hal senada disampaikan petani asal desa yang sama, Darsini (54).
Menurutnya, area persawahan di blok Kayu Sepat memang langganan banjir setiap tahunnya. Namun, kata Darsini, banjir tahun ini lebih parah karena terjadi terus menerus.
“Kalau tahun-tahun sebelumnya kan paling banyak dua kali banjir, sudah itu sudah,” ujar Darsini usai melihat kondisi sawahnya, Senin(24/2).
BACA JUGA: Kecelakaan Tunggal di Cirebon, 1 Penumpang Tanpa Identitas Tewas Tertimpa Kendaraan
Pada tahun ini, lanjut Darsini, banjir kerap terjadi sehingga dirinya harus kembali melakukan tanam ulang untuk yang ke empat kalinya. “Banjir hari ini (kemarin), semakin siang air semakin meningkat, karena air kiriman masih tinggi,” tutur Darsini.
Kendati demikian, Darsini mengaku tidak patah semangat dan akan terus berusaha menanam kembali padi yang mati meskipun harus mengeluarkan biaya tambahan.
Untuk sekali tanam ulang, Darsini mengaku mengeluarkan biaya hingga Rp1 juta untuk luas 1 hektare. Jika dihitung dengan modal awal sebanyak Rp6 juta dan empat kali tanam ulang, maka kocek yang dirogoh mencapai Rp10 juta.