Penyerahan proposal alih status dari IAIN menjadi UIN tersebut diterima secara langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI, Prof Dr Phil Kamaruddin Amin MA di kantornya.
Dalam kesempata itu, Kamaruddin mengungkapkan, pihaknya menyambut baik rencana alih status tersebut. Terlebih, transformasi ini menjadi sangat penting, mengingat laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin genuine. Bahkan, harapan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tinggi Islam yang berkualitas, khususnya di Jawa Barat semakin meningkat.
BACA JUGA: Jembatan Rp4,4 M Melengkung
“Alih status UIN Syekh Nurjati tidak boleh lalai dengan core business PTKI, yakni pendidikan yang berbasis nilai-nilai keislaman. Hadirnya program studi umum tidak boleh menggerus eksistensi program studi agama,” ucapnya.
Selain persoalan administratif, lanjut Kamaruddin, transformasi dari IAIN menjadi UIN Syekh Nurjati harus fokus pada upaya membangun pondasi integrasi keilmuan yang matang dan non dikotomis.
Hal senada pun diucapkan Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat PTKI, HM Adib Abdushomad MEd PhD yang juga mendukung transformasi tersebut. Menurutnya, rencana alih status ini adalah salah satu upaya melakukan kerjasama-kerjasama kelembagaan yang berkelanjutan.
Untuk itu, kata Adib, sinergitas antara perguruan tinggi dengan industri dan masyarakat harus selalu dikuatkan melalui kolaborasi dan integrasi. Sehingga perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan adaptif dengan perkembangan zaman.
BACA JUGA: Hii.. Makan Siang di Hotel Aston Cirebon, Pria Ini Temukan Kecoa di Hidangannya
Hal ini pun direspon optimis Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg. Dia menuturkan, pihaknya telah paripurna merumuskan konsep ‘Muhsin Sejati’ sebagai model integrasi ilmu. Melalui elaborasi ilmu formal, sosial, alam, agama, humaniora, dan terapan yang menjadi basis untuk mencetak generasi dengan skill masa depan yang berintegritas dan kompetetif.
Bahkan, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Adib MAg memperkuat pernyataan tersebut dengan mengungkapkan, bahwa resources yang dimiliki IAIN Syekh Nurjati sudah mumpuni. Memiliki 437 dosen, 11.500 mahasiswa, dan luas lahan berkisar 32 Hektar menjadi modal yang kuat bagi IAIN untuk bertransformasi menjadi UIN Syekh Nurjati.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Saefudin Zuhri MAg menambahkan, konversi UIN Syekh Nurjati akan membuka akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat Jawa Barat. Mengingat UIN Syekh Nurjati akan memiliki kampus di 3 daerah, yaitu Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Selain itu, hadirnya beberapa fakultas dan program studi baru pun akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dengan diferensiasi bakat dan kecenderungan.
“Beberapa fakuktas dan program studi baru yang akan diluncurkan berbasis pada bidang keilmuan sains dan teknologi, ilmu sosial humaniora, psikologi dan kesehatan, komunikasi, kelautan dan perhutanan,” ungkap Saifudin.
BACA JUGA: Capek Kerja Tanpa Wabup
Sementara itu, Kasubdit Pengembangan Akademik PTKI, Dr Mamat S Burhanuddin MAg berharap, jika telah bertransformasi menjadi UIN, desain kurikulum IAIN Syekh Nurjati yang telah baik harus dipertahankan dan terbuka dengan kemungkinan perubahan yang dinamis.
“Kami berharap UIN Syekh Nurjati sebagai UIN kedua di Jawa Barat, dan memang hanya ada dua PTKIN, menjadi pusat pendidikan yang futuristik dan mampu menjadi World Class Islamic University,” pungkasnya. (Arif/Ril)