Ketua Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Muhammad Maimun menjelaskan, kegiatan yang berlangsung di ruang auditorum lantai 4 Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) kampus setempat ini diikuti oleh 122 peserta. Selain itu, menurut dia, kiprah perempuan dalam publik tidak kalah penting dengan laki-laki.
“Kuliah Umum ini merupakan keistimewaan bagi kita bisa mendatangkan narasumber yang berkopeten di bidangnya, apalagi menyangkut materi tentang kesetaraan tentang perempuan dan soal gender ini,” katanya.
BACA JUGA: Pelarian Dramatis Kakak Beradik Asal Cirebon Menghindari Kejaran Penculik
Bahkan, terkait gender dia menyinggung sejumlah kebutuhan wanita yang kerap terlupakan. Seperti, ibu dan anak terutama saat bencana, dan persoalan BPJS. Untuk itu, narasumber ini menyampaikan materi sangat penting untuk menjadi pengetahuan bagi para mahasiswa FUAD.
Menurut Dekan FUAD IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Hajam MAg, kajian mengenai keperempuanan ini memang sangat menarik dan harus diangkat kepada publik, sehingga timbul kesetaraan gender.
BACA JUGA: Membanggakan, UKM Sabhura IAIN Cirebon Raih Prestasi di Kejuaraan Internasional
“Suatu kebanggaan Ibu Nihayah berkenan hadir dan saya berharap akademisi dengan politisi tidak ada kesenjangan, sehingga bersinergi untuk membangun epistemologi keilmuan,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini Hajam berpesan, bahwa mahasiswa harus peka terhadap informasi, fenomena, dan realitas sosial politik saat ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh menyampaikan, perempuan harus berpolitik, karena pengalaman perempuan berbeda dengan pengalaman laki-laki.
BACA JUGA: Gara-Gara Jalan Berlubang, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Mendapat 18 Jahitan di Kepala
“Jika perempuan tidak masuk politik, maka kebijakan yang dihasilkannya pun tidak berpihak kepada perempuan”. Tandasnya. (Arif/Ril)