CIREBON, SC- Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menyelenggarakan Seminar Nasional Pra Muktamar Muhammadiyah, Sabtu (7/3/2020). Kegiatan yang bertema “Tata Kelola Pengembangan Pariwisata dan Enterpreneurship Berbasis Islam dan Kearifan Lokal” ini dilaksanakan di kampus II universitas setempat yang beralamat di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Rektor UMC, Prof Dr H Khaerul Wahidin MAg menjelaskan, kegiatan Pra Muktamar ini diadakan di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk acara yang digelar di UMC ini, pihaknya bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
“Beberapa tempat memang mengadakan kegiatan Pra Muktamar. Ini adalah sebagai kegiatan pemanasan sebelum acara utamanya,” kata Khaerul saat memberikan sambutan.
Dia mengungkapkan, selain terkenal dengan pendidikan dan sosialnya, Cirebon juga terkenal dengan pariwisatanya. Untuk itu, dalam acara ini pihaknya mengangkat tema tersebut dalam perspektif Muhammadiyah. Sehingga, hal ini dapat ditindaklanjuti oleh pihak terkait dengan harapan sektor pariwisata di Wilayah III Cirebon dan Jawa Barat dapat terus menggeliat.
BACA JUGA: SDN 2 Susukan Terendam Banjir, Aktifitas KBM Terganggu
“Setiap daerah wisata pasti membutuhkan enterperneur dengan berbagai kreatifitasnya. Insya Allah UMC turut memberikan pelita, panduan yang akan dipersembahkan pada Muktamar ke 48 yang akan dilaksanakan pada 1 sampai 5 Juli 2020 di Surakarta mendatang yang akan menjadi kado istimewa dari Muhammadiyah Jawa Barat,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr H Dadang Kahmad MS mengatakan, keislaman Muhammadiyah berorientasi terhadap masa kini dan masa depan, dan agama menjadi ideologi yang melekat dengan tauhid yang murni tidak ada kemusrikan.
“Termasuk pariwisata halal yang Islami, yaitu tidak mencampurkan kemusrikan. Quran dan sunah harus menjadi rujukan, karena ada fatwah-fatwah tambahan yang semakin memperberat beragama. Kita kembali kepada Quran dan sunah,” paparnya.
BACA JUGA: Rekomendasi Cawabup Cirebon Masih Digodok
Dadang menjelaskan, wisata religi dan wisata halal adalah dua hal yang berbeda. Untuk wisata halal adalah mengunjungi tempat-tempat wisata umum yang di dalamnya terdapat fasilitas yang bisa mengakomodir umat Islam, seperti salahsatunya musala dan tempat makan yang halal. Sedangkan wisata religi adalah mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai spiritual.
“Jadi wisata halal ini jangan dicampurkan wisata religi. Di Cirebon ini banyak peninggalan masa lalu dan Indonesia menempati rangkin pertama sebagai negara dengan wisata halalnya. Diprediksi tahun 2026 ada 300 juta wisatawan muslim yang datang ke tempat-tempat wisata. Hal itu karena ekonomi umat Islam semakin meningkat dan wisata halal ini semakin diminati,” katanya.
Untuk mengembangkan industri wisata halal ini, lanjut dia, ada beberapa hal yang menjadi komitmen Muhammadiyah, yaitu tauhidullah, pendekatan keilmuan, orientasi masa kini dan masa depan, serta amal soleh yang konstruktif.
BACA JUGA: SKPD Kabupaten Cirebon Bakal Dirampingkan
“Wisata halal pada tahun 2019 di seluruh dunia menghasilkan 3500 triliun. Jadi kalau kita mengabaikan wisata halal sama saja mengabaikan potensi devisa negara yang sangat luar biasa. Corona memang menghambat pariwisata kita, tapi Insya Allah pariwisata akan pulih kembali dan menghasilkan benefit yang luar biasa,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia (PMK), Prof Dr Muhajir Effendy MAP mengungkapkan, ada empat sumber pandapatan negara, yaitu pariwisata, manufaktur, kelautan, dan pertambangan.
Menurut dia, dari beberapa sektor tersebut, pariwisata menempati urutan teratas. Pasalnya, wisata di Indonesia mempunyai dua keunggulan, yaitu religi dan alam yang bisa diandalkan untuk pemasukan negara.
BACA JUGA: Sensus Penduduk Online Kabupaten Cirebon Baru 2%
“Nah pariwisata inilah yang akan kita kembangkan dan semoga pariwisata ini dapat dikembangkan dengan baik sehingga ini dapat menjadi topik utama saat muktamar. Kita ini menjadi destnasi wisata dunia, karena kita punya sekitar 17 ribu pulau yang bisa menjadi daya tarik. Sehingga saya sangat setuju untuk mengembangkan sektor wisata ini,” pungkas Muhajir saat memberikan sambutan.
Untuk diketahui, acara seminar ini diisi Menko PMK RI Prof Dr H Muhadjir Effendy MAP, Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Dadang Kahmad MS, Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi MAg, Kadisparbud Jawa Barat Dr H Dedi Taufik MSi, Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arif Natadiningrat SE, dan Budayan Cirebon drh H Bambang Irianto BA. (Arif)