Oleh : Husein Fauzan Putuamar
*)Peminat Masalah Sosial Kemasyarakatan
DALAM Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 27 ini, ada baiknya bila diangkat kembali Kampung KB yang kelihatannya suadah mulai redup, dan kurang dilirik. Secara Nasional Kampung Keluaraga Berencana (Kampung KB) dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2015 di wilayah pantai, yakni Desa Mertasinga Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Dalam teorinya, Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun, atau yang setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga, serta pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Kata “kampung″, biasanya konotasi atau kesan yang muncul dalam pikiran yang tertuju pada suatu tempat hunian dari sekumpulan orang atau masyarakat dengan segala keterbelakangan, keterbatasan, ketertertinggalan, kumuh, becek, kotor, kebodohan, kemalasan, terpencil, dan beberapa sebutan lainnya. Anggapan tersebut ada benarnya, bahwa tidak sedikit kampung sangat identik dengan kondisi seperti itu. Walaupun tidak sedikit kampung yang rapih, tertata dan bersih. Terlepas itu semua, istilah “kampung” akhir-akhir ini menjadi salah satu issue menarik dan populer terutama di kalangan para insan yang memiliki inovasi dan kreatifitas, yang ingin tampil beda, seperti kampung batik, kampung wisata, kampung wirausaha, kampung inggris, kampung adat, dan lain-lain.
Jadi pada dasarnya Kampung KB dirancang sebagai upaya merealisasikan, mengimplementasikan, membumikan, mengangkat kembali atau merevitalisasi Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana), untuk mendekatkan akses pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam upaya mengaktualisasikan dan mengaplikasikan 8 (delapan) fungsi keluarga secara utuh dalam masyarakat.
Dengan demikian kegiatan yang dilakukan di arena Kampung KB tidak hanya identik dengan penggunaan dan pemasangan kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya dari berbagai lintas sektor. Sehingga Kampung KB merupakan perwujudan sinergi atau keterkaitan dan keterpaduan antara berbagai sektor pembangunan, baik pemerintah pusat, daerah, mitra kerja, pemangku kepentingan, swasta, serta yang paling sentral adalah partisipasi langsung masyarakat setempat.
Oleh sebab itu Kampung KB ini diharapkan menjadi miniatur atau gambaran (potret) dari sebuah RW, dusun, blok, atau yang setara, atau bisa juga desa, yang didalamnya terdapat keterpaduan program pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga yang disinergikan dengan program pembangunan sektor terkait lain secara sistemik dan sistematis. Dilaksanakan dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.
Disamping itu, Kampung KB juga, selain dapat mendekatkan pembangunan kepada masyarakat, juga dapat menjadi momentum dalam proses pengentasan kemiskinan. Dengan kata lain, Kampung KB tidak hanya berbicara soal membatasi ledakan penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam pembangunan yang berbasis keluarga, melalui pelaksanaan integrasi program lintas sektor.
Pembangunan lintas sektor dan kemitraan tersebut, melibatkan peran berbagai pihak seperti swasta, provider, dan pemangku kepentingan lainnya. Integrasi lintas sektor itu juga berupa pelayanan terpadu antar sektor yang menjadi kebutuhan masyarakat, seperti pelayanan KB, pelayanan pembuatan akta (kelahiran, kematian, cerai, tanah), pembangungan jalan dan jembatan, pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) atau Kartu Identitas Anak (KIA), Surat Izin Mengemudi (SIM), penyediaan buku-buku bacaan, posyandu, PAUD, Belajar Paket (A, B, C), Kursus, Pelatihan, dan yang lainnya.
Sesungguhnya Kampung KB ini dapat dijadikan sebagai wahana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam program yang mengarah pada upaya merubah sikap, prilaku dan cara berfikir (mindset) masyarakat kearah yang lebih baik. Sehingga kampung yang tadinya tertinggal, miskin dan terbelakang dapat sejajar dengan kampung-kampung lainnya. Masyarakat yang tadinya tidak memiliki kegiatan dapat bergabung dengan kelompok-kelompok kegiatan (poktan) yang ada. Keluarga yang tadinya tidak memiliki usaha dapat bergabung menjadi anggota kelompok usaha seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) atau kelompok yang lainnya.
Supaya Kampung KB dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, paling tidak harus ada tiga hal pokok yang perlu mendapat perhatian yaitu tersedianya data kependudukan yang akurat, dukungan dan komitmen pemerintah daerah (dan pemerintah setempat), serta partisipasi aktif masyarakat. Ketiga factor tersebut sesungguhnya merupakan integrasi yang tidak terpisah dan merupakan modal dasar supaya Kampung KB dapat berkembang dengan baik.
Fungsi Keluarga
Secara umum, tujuan dibentuknya Kampung KB adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan pelaksanaan fungsi keluarga, dengan menyinergikan sektor pembangunan terkait lainnya. Sehingga keluarga dengan sadar dapat menolong dirinya dalam menjalankan fungsi keluarga masing-masing. Karena keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi insan yang lahir ke bumi ini. Keluargapun merupakan tempat awal terjadinya proses kehidupan. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan fungsi keluarga tersebut, kepengurusan Kampung KB merupakan pencerminan dari delapan fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi perlindungan, fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi, dan fungsi pelestarian lingkungan.
Menjadikan Kampung KB sebagai wahana pemberdayaan masyarakat tidak cukup hanya dengan membuat kesepakatan atau komitmen di atas kertas, namun perlu ketekunan, kesabaran, kebersamaan serta kerja keras yang diaplikasikan dalam wujud nyata, terlebih lagi membangun masyarakat pinggiran yang kondisinya miskin, terisolir, tertinggal dan sejenisnya. Adanya pembinaan yang sungguh-sungguh, semoga dari kampung KB inilah yang diharapkan dapat menciptakan perubahan kehidupan keluarga menjadi lebih baik. Selamat Hari Keluarga Nasional ! Wallahu a’lam.***