MAJALENGKA, SC- Berbeda dengan petani padi, pembudidaya ikan air tawar di Majalengka mengeluhkan masih turunnya hujan di sepanjang Juli ini. Pasalnya akibat hujan yang masih beberapa kali turun di wilayah Majalengka telah menyebabkan banyaknya bibit ikan yang mati.
Menurut pembudidaya ikan air tawar Kacip, akibat hujan yang turun cukup deras, bibit ikan yang baru ditebar banyak yang mati. Apalagi hujan yang turun cukup deras, sehingga suhu air kolam menjadi berubah.
“Karena hujannya tiba-tiba, dan cukup deras ph air juga berubah dan itu berpengaruh terhadap daya tahan ikan, ada yang kuat namun banyak juga yang mati,” ungkapnya, Senin (20/7/2020).
Menurut Kacip, cuaca yang kadang panas kemudian berganti cuaca dingin yang disertai tiupan angina kencang sangat mempengaruhi suhu air kolam. “Air kolam menjadi sangat dingin sehingga benih ikan yang rata-rata masih berumur dua bulanan mati,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Ceceng, pembudi daya ikan hias inipun mengaku ratusan benih ikan mas miliknya mati akibat hujan yang turun cukup deras, dalam dua pekan terakhir. Ikan yang masih berumur 3 sampai 4 minggu itu tidak dapat beradaptasi dengan air kolam yang suhunya berubah setelah turun hujan. ”Suhu air kolam berubah setelah bercampur air hujan, akibatnya banyak ikan yang mati,” katanya.
BACA JUGA: Petani Majalengka Simpan Sebagian Hasil Panen
Bila Ceceng mengeluhkan masih turunnya hujan, tidak demikian halnya Tatang. Petani di Desa Kulur Kecamatan Majalengka ini mengaku bersyukur masih ada hujan, meski dalam hitungan sudah masuk musim kemarau. Dia mengatakan, tanaman padi membutuhkan banyak air, sehingga ketika turun hujan petani seperti dirinya sangat senang.
“Sekarang kan sudah masuk kemarau, air irigasi untuk mengairi sawah juga makin berkurang, dengan masih adanya hujan maka persediaan air akan bertambah lagi,” ucapnya. (Dins)