Proses Pendeteksian Covid-19 Menggunakan Alat PCR
UNTUK mempercepat penanganan Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon sudah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (FK UGJ) sejak awal Mei 2020 lalu. Saat ini, di laboratorium FK UGJ Cirebon terdapat lima orang yang bertugas sebagai expert bio molekuler dan laboran dengan system shift per hari.
Kepada Suara Cirebon, Kepala Laboratoium, Donny Nauphar mau berbagi cerita tentang proses pengambilan sample swab sejak mulai dikirim dari Rumah Sakit (RS) atau Dinas Kesehatan (Dinkes). Sample swab yang baru dikirim dari RS atau Dinkes dalam bentuk TTM langsung masuk ke ruang extraksi. Di ruang extraksi itu, petugas memecah atau membunuh virusnya untuk diambil materi genetiknya.
Untuk mengetahui materi genetik virus tersebut, kata dia, petugas menggunakan teknologi realtime Polymerase Chain Reaction (PCR) yang berfungsi meng-amplifikasi materi genetik tersebut. “Nah materi genetiknya kita deteksi dengan dua alat (PCR) ini. Jadi alat tadi bisa mendeteksi apakah ada materi virus transkorps dua tadi atau tidak. Jadi kalau kita deteksi virus transkorps duanya, kita sebut pasiennya positif. Kalau tidak ditemukan (tidak terdeteksi) kita sebut negatif,” ujar dia.
Menurut dia, proses extraksi untuk satu sample swab membutuhkan waktu hingga 1,5 jam. Sedangkan untuk proses pendeteksian melalui PCR membutuhkan waktu sekira 2 jam. Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk proses extraksi dan pendeteksian virus memakan waktu 3,5 sampai 4 jam. Dengan jumlah 5 orang petugas yang ada dan dengan menggunakan shif dua orang perhari, kata dia, tim laboratorium FK UGJ bisa memeriksa sekitar 200 sample per hari.
“Tapi sebenarnya jumlah sample itu tergantung jumlah jam kerja. Jadi 12 jam itu kita bisa memeriksa seiktar 200 sample. Karena alat ini skala deteksi maksimal 30 (sample) pasien. Jadi dalam 12 jam kerja itu kita bisa mendeteksi 180 sampai 200 (sample) pasien,” paparnya.
BACA JUGA: Aliansi Mahasiswa UGJ Cirebon Desak DPR RI Segera Sahkan RUU PKS
Setelah diketahui hasilnya, sample-sample positif Covid-19 itu kemudian dimusnahkan, tidak boleh disimpan. Hal itu, menyusul kondisi laboratotium FK UGJ yang tidak memiliki tempat penyimpanan dengan ambang batas minus 80 derajat celcius.
Sejauh ini, laboratorium FK UGJ sudah memeriksa ribuan sample. Paling banyak sample berasal dari Kabupaten Cirebon disusul Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan terakhir Kabupaten Kuningan. “Cuma ada beberapa sample positif yang harus kita kirim ke Balitbangkes Jakarta untuk pengujian mutu external PME,” paparnya. (Islah)