KABUPATEN CIREBON, SC- Lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon yang terjadi sejak Jumat (7/8/2020) mencapai 19 kasus. Jumlah kasus tersebut didominasi oleh Kluster Dinas Kesehatan (Dinkes) sebanyak 5 orang dan kluster Puskesmas Sedong 6 orang. Munculnya kluster Dinkes tersebut berawal dari swab massal ulang dari satu kasus positif sebelumnya. Hasilnya, pada Rabu (5/8/2020) 4 pegawai diketahui positif Covid-19.
Atas kondisi tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Cirebon akhirnya memberlakukan lockdown pada dua kluster tersebut. Kepala Divisi Pelacakan dan Penanggulangan Covid-19 GTPP Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni menjelaskan, Puskesmas Sedong dilakukan lockdown selama tiga hari dan sudah diberlakukan sejak Sabtu (8/8/2020) kemarin. Sehingga, pada Senin (hari ini) pelayanan di Puskesmas Sedong sudah kembali berjalan seperti biasa.
Sedangkan pada Dinkes sendiri, kata Enny, lockdown akan diberlakukan selama 14 hari. “Kita Dinkes, bagian perencanaan dan keuangan lockdown 14 hari,” ujar Enny, Minggu (9/8/2020).
Menurutnya, untuk kantor BKAD, Bank Mandiri, DPKPP dan DLH, masih menunggu hasil swab yang akan keluar hari ini. Kendati demikian, Dinkes akan tetap membuka pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan seperti jampersal dan pelayanan perijinan lainnya.
Enny menjelaskan, tim GTPP juga terus melakukan swab massal untuk para kader posyandu secara masiv. Hal itu untuk memastikan kader posyandu aman untuk melakukan kegiatan bulan penimbangan bayi dan pemberian vitamin A yang akan dimulai hari ini.
“Kader yang di swab adalah bagian penimbangan bayi. Kalau yang sudah ada hasil, besok (hari ini) bisa mulai penimbangan balita, kalau yang belum ada hasil swab ya tunggu. Kader (posyandu) positif ada 5, dari Sindanglaut 3, dari Sedong 1 dan dari Tegalgubug 1. Tapi kita masih runing (swab), mudah-mudahan tidak ada penambahan dari kader,” katanya.
BACA JUGA: Kabupaten Cirebon Segera Simulasikan KBM Tatap Muka
Enny meminta kepada semua pegawai Dinkes untuk secara jujur mengakui jika telah melakukan perjalanan keluar kota atau kedatangan keluarga dari daerah epicentrum dan segera melakukan swab test. “Kita sudah melakukan penyemprotan disinfektan dari kemarin secara rutin pagi dan sore,” kata dia.
Di tempat yang sama, juru bicara GTPP, Nanang Ruhyana mengakui, penularan pegawai puskesmas berasal dari Dinkes. Menurutnya, di Kantor Dinkes sendiri penularannya berasal dari pegawai di bagian keuangan Dinkes. Pegawai pada bagian keuangan itu, kata Nanang, saat hari raya Idul Adha bertemu keluarganya dari daerah epicentrum, yakni Depok. “Yang dari Depok bisa saja OTG, atau nempel di pakaian. Tapi sudah saya suruh diperiksa yang di (Depok) sana, tapi enggak tahu sekarang diperiksa belum,” kata Nanang. (Islah)