“… KAU ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir. Aku harus bagaimana?”.
Cuplikan puisi karya KH. Musthofa Bisri yang dibacakan Penyair Xesan Zen menjadi penutup rangkaian acara Syukur Kemerdekaan ke-75 Indonesia dan refleksi Tahun Baru Islam 1442 H yang diselenggarakan beberapa organ relawan di di Gedung Joeang Jalan Menteng 31 Jakarta Pusat, Rabu (19/08/2020) lalu.
Dalam acara tersebut sejumlah tokoh dan organ relawan mendeklarasikan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).
Salah satu deklarator yang juga mantan Direktur Relawan TKN Jokowi Amin, Maman Imanulhaq menjelaskan bahwa Kerapatan Indonesia Tanah Air adalah koalisi independen yang menyemai, mengembangkan dan melestarikan Tanah Air Indonesia sebagai bagian dari diri, identitas dan masa depan bersama.
Anggota Komisi 8 DPR RI ini menambahkan bahwa KITA Bergerak dalam politik kesadaran yang berusaha membangun masyarakat-yang-terbayang (imagined community) Indonesia yang kreatif dan berkelanjutan.
Sementara itu, budayawan Taufik Rahzen mengingatkan bahwa Peradaban Nusantara yang kaya dan beragam, merupakan alas pembentukan Indonesia, sebagai negara bangsa yang ditenun atas asas kemanusiaan yang adil dan beradab.
Acara ini diisi tausiah dan doa lintas Iman oleh DR. KH. Abun Bunyamin, dan Pendeta Jhoan Souhokua, MM.
Ketua Panitia Ayep Zaki menjelaskan bahwa KITA sebagai gerakan moral akan terus melakukan silaturahmi kepada tokoh-tokoh Bangsa, Lembaga Negara, Parpol dan juga ke daerah-daerah.
Pada kesempatan tersebut, Maman Imanulhaq didaulat oleh para deklarator dan organ relawan sebagai Koordinator KITA.
BACA JUGA: Netty : Bagaimana Masyarakat Disiplin Jika Para Pejabat Dapat Dispensasi
Kegiatan ini ditutup oleh Doa bersama Habib Syahdu Alidrus dan menyanyikan lagu Bendera Merah Putih oleh Penyanyi Camelia Panduwinata.
Teks Deklarasi berbunyi: Tidak ada KAMI, Tidak ada KAMU, Yang ada KITA, KITA INDONESIA. (Malik)