CIREBON, SC- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Alquran dan Tafsir (IQTAF) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Cirebon menggelar Pelatihan Dakwah Digital, Selasa, (8/9/2020). Acara yang berlangsung via Zoom Cloud Meeting itu bertema “Strategi Dakwah di Media Sosial”.
Menurut ketua pelaksana, Ida Safitri, selain merupakan salah satu program kerja di divisi Komunikasi dan Informasi, kegiatan ini juga merupakan media edukasi bagi warga dunia maya.
“Inti dari kegiatan ini memang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait konten yang positif di media sosial, terutama konten yang berbau dakwah,” kata Ida.
Bahkan, Ketua HMJ-IQTAF, Fasfah Sofhal Jamil mengatakan, tujuan adanya webinar ini sekaligus membekali mahasiswa-mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk edukasi terkait dunia dakwah, dalam hal ini di dunia digital.
BACA JUGA: Daftar Agenda Besar IAIN Cirebon, Tahun 2034 Jadi Destinasi Pendidikan Islam Dunia
“Dengan digelarnya kegiatan seperti ini, diharapkan materi yang disampaikan oleh narasumber mampu memotivasi atau bahkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk kedepannya,” ujarnya.
Ia melanjutkan, sekiranya mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir menjadi pendakwah di media sosial yang moderat dan bisa menginspirasi masyarakat.
Ketua Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon, H Muhammad Maimun MA MSI menyampaikan, kegiatan ini harus ditanamkan kepada mahasiswa begitupun masyarakat untuk lebih baik lagi dalam menggunakan media sosial.
“Karena, banyak sekali perkembangan yang sangat ironis di media sosial menjadi ajang ejek mengejek, membully, sehingga hal tersebut tidak layak untuk diikuti mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir,” katanya.
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Hajam MAg mengatakan, kendati bukan dari jurusan dakwah, bagian dari dari Alquran, tema yang diusung dalam kegiatan tersebut dianggap sangat menarik.
“Dakwah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Alquran, meskipun tidak ada mata kuliah tentang dakwah, tetapi jika menafsirkan tentang dakwah yang salah maka berdakwah juga akan salah,” ujarnya.
BACA JUGA: Perubahan Status Lembaga Semakin Dekat, Sumanta: IAIN Cirebon Siap Menjadi UIN
Ia mengaskan bahwa suhu dakwah itu dari tafsir, jika tafsir tentang dakwah salah maka dakwahnya pun akan salah.
“Maka dari itu perlu yang namanya filosofi dakwah. Alquran mengajarkan dakwah amar makruf nahi munkar, tentunya dengan hikmah, bil mauidhotul hasanah, dan berdialektika yang positif, jangan keluar dari koridor dari Alquran,” tandasnya.
Hikmah itu, lanjut dia, dakwah penuh kebijaksanaan, bukan kebijaksinian, atau dakwah yang memberikan otoritas kebenaran secara pribadi, maka sekarang muncul pengkafiran terhadap orang yang tidak sepaham.
Dalam pemaparannya, Habib Ja’far Al Hadar menegaskan, seharusnya jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir itu berdakwah, karena berdakwah itu harus di dasari dengan Alquran dan hadis.
“Banyak sekali di luar sana yang berdakwah dengan cara tidak moderat, tidak sesuai dengan apa yang diajarkan nabi, yang membicarakan hadis tapi mereka tidak belajar hadis,” ujar aktivis gerakan cinta itu.
Karenanya, dia mengimbau, , mahasiswa jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir sudah seharusnya hadir di media sosial untuk mendakwahkan Alquran dan Sunnah.
“Tidak harus menjadi mufassir untuk terjun ke dunia dakwah dunia digital untuk membuat konten tentang tafsir Alquran, bisa dimulai dari sekarang, tepatnya setelah pelatihan ini selesai,” tandasnya. (Arif)