MAJALENGKA, SC- Semakin menurunnya volume air sebagai dampak musim kemarau membuat petani di beberapa daerah mulai was-was. Mereka mulai mencemaskan pemenuhan kebutuhan air untuk lahan pertaniannya.
Petani di Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji, Tarkim, mengatakan, pada musim kemarau ini, saluran irigasi di daerahnya sebagian mulai mengering. Kondisi ini membuat petani mulai diliputi perasaan khawatir, karena dapat mengancam tanaman padi.
Meski demikian ia dan petani lainnya berharap irigasi tetap mampu menyediakan air sehingga tanaman mampu tumbuh dengan baik sehingga hasil panen seperti yang diharapkan.
“Mudah – mudahan ketersediaan air masih mencukupi hingga tanaman padi siap untuk dipanen,” ucapnya, Rabu (9/9/2020).
BACA JUGA: Perubahan Status Lembaga Semakin Dekat, Sumanta: IAIN Cirebon Siap Menjadi UIN
Menurut Tarkim, petani di daerahnya masih tetap banyak yang menanam padi, karena mereka memperkirakan pasokan air ke sawah masih mencukupi, meski berada di musim kemarau.Tetapi melihat ketersediaan air di saluran irigasi, mulai muncul kekhawatiran air tak mencukupi hingga tanaman padi siap dipanen.
Petani lainnya di Desa Simpereum, Kecamatan Cogasong, mengatakan, saat ini sebenarnya petani berharap-harap cemas. Pasalnya persediaan air di irigasi makin menipis, meski terkadang hujan masih turun di daerahnya.
“Karena mulai minim, maka sekarang dilakukan pengairan secara bergilir agara semua kebagain,” katanya.
Dengan sistem bergiliran ini kata dia, tidak ada petani yang dirugikan sehingga tidak muncul permasalahan atau rebutan air diantara petani. ”Kalau tidak diatur, sedangkan air sekarang terus berkurang bisa terjadi permasalahan di antara petani,” ujarnya. (Dins)