KABUPATEN CIREBON, SC- Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cirebon mencatat dalam bulan September, setidaknya terjadi lebih dari 20 kebakaran mulai dari rumah maupun lahan.
Kabaid Penanggulangan Kebakaran Dinas Damkar Kabupaten Cirebon, Engku, mengatakan risiko terjadinya kebakaran meningkat selama musim kemarau. Kebakaran paling banyak terjadi pada lahan-lahan kosong ataupun perumahan yang dinilai rentan terjadi korsleting arus pendek.
“Lahan kosong yang rumput dan daun-daun yang mulai mengering menjadi yang paling tinggi potensi kebakarannya. Tidak hanya itu, di perumahan juga rentan terjadi kebakaran. Ditambah kondisi cuaca yang panas yang mempercepat penyebaran api,” kata Engku saat ditemui Suara Cirebon, Kamis (17/9/2020).
Dia menambahkan, lebih dari 20 peristiwa kebakaran sepanjang bulan September telah ditangani petugas Damkar Kabupaten Cirebon. Yang terbaru, lanjut Engku, pada Selasa kemarin. Dalam sehari terjadi empat peristiwa kebakaran yang diketahui menimpa lapak pedagang buah di depan Kantor Kuwu Arjawinangun.
Sebelumnya di hari yang sama, kebakaran juga terjadi di warung kosong di Desa Wanasaba Kidul, Kecamatan Talun. Lalu lahan tebu yang dekat pemukiman Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura. Yang terakhir, terjadi pada lahan kosong di Desa Pangkalan, Kecamatan Plered.
BACA JUGA: Tiga Lapak Pedangan Ludes Terbakar Tengah Malam
Engku mengimbau masyarakat untuk sama-sama menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran dengan tidak membakar sampah dan kepada masyarakat yang tinggal di pemukiman padat untuk mengganti kabel listrik yang sudah tua dan memperbaiki sambungan kabel yang menumpuk agar tidak terjadi konsleting listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Dari beberapa kejadian, diduga karena oknum masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangan. Karena sekarang musim kemarau dan angin kencang. Meski percikan api kecil, dapat menyulut ke lahan dan tumbuhan yang kering, dengan disertai angin kencang. (Rizal)