KOTA CIREBON, SC- Komisi II DPRD Kota Cirebon mengundang Dinas PUPR dan para penyedia yang melaksanakan pengerjaan saluran dan trotoar di Jalan Siliwangi, Kamis (8/10/2020).
Pemanggilan pihak-pihak terkait tersebut, sebagai tindak lanjut hasil temuan sidak pengerjaan saluran dan trotoar di Jalan Siliwangi beberapa hari kemarin.
Kepala Dinas PUPR Kota Cirebon Syahroni mengatakan, ada beberapa catatan dan koreksi dari anggota dan pimpinan Komisi II DPRD Kota Cirebon terkait pengerjaan saluran dan trotoar ini.
“Ada koreksi dan catatan dari Komisi II. Anggota dewan berharap pekerjaan yang kita laksanakan di tahun ini berkaitan dengan perbaikan saluran dan trotoar bisa lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,” kata Syahroni, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi II di gedung DPRD Kota Cirebon, Kamis (8/10/2020).
Harapan dan koreksi dari komisi II ini, kata Syahroni, tentunya sangat direspon baik Dinas PUPR selaku pelaksana dari pengerjaan itu.
“Ya kita sama harapannya, oleh karena itu juga pengawasan terkait dengan kegiatan ini ya harus secara intens kita lakukan supaya kita megurangi adanya kelabihan antara perencanaan dan pelaksanaan,” ujarnya.
Catatan dari anggota dewan, kata dia, salah satunya, dibuatnya sumur resapan di bawah trotoar, dengan ini berharap dapat dikerjakan dengan lebih baik.
“Fungsinya nanti bisa bermanfaat untuk bisa meresap air, karena memang di Kota Cirebon ini kan ada RTH sehingga dengan adanya sumur resapan ini bisa pada fungsinya,” ujar dia.
Kaitan dengan trotoar ini, menurutnya, akan diterapkan fungsi untuk penyandang disabilitas.
“Akan kami terapkan juga pada trotoar ini fasilitas untuk penyandang disabilitas seuasi dengan aturan,” katanya.
BACA JUGA: Sampaikan Unek-unek ke Komisi IX DPR
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Watid Shariar mengatakan, temuan di lapangan saat sidak, harus menjadi catatan bagi dinas PUPR dan penyedia.
“Dan itu disetujui oleh Dinas PUPR karena dari internal PU-nya sendiri pascasidak dengan kami langsung melakukan rapat. Intinya mereka sepakat, sejauh tidak melampaui anggaran yang sudah ditetapkan,” kata Watid.
Karena memang ada keterbatasan anggaran, sehingga ada pengerjaan yang tidak bisa dianggarkan, yakni dinding saluran yang tidak diplester.
“Sebenarnya kami mengusulkan diplester ya supaya mendapatkan saluran yang ideal, karena kurang nya anggaran jadi tidak bisa diplester,” kata Watid.
Jika itu bisa dilaksanakan, kata Watid akan ada pengurangan volume pengerjaan saluran dan trotoar ini, tidak bisa sampai ke ujung Jalan Siliwangi.
“Karena posisi kita hanya memberikan masukan, jadi hal itu kita serahkan kepada PU pertimbangannya seperti apa,” katanya.
Alasan Watid ingin dilakukannya plester pada dinding saluran ini, dikhawatirkan adanya pengikisan dan menyebabkan jebol.
BACA JUGA: Sampaikan Unek-unek ke Komisi IX DPR
Selain itu, ia juga menganjurkan jangan ada lagi penebangan pohon pada pengerjaan saluran dan trotoar ini, meskipun sebelumnya, pohon yang ditebang ditanam di atas saluran.
“Kita juga menghendaki sebisa mungkin untuk tidak ditebang yah karena memang sayang, tapi menurut informasi dari mereka pohon itu ditanam kebanyakan diatas saluran jadi mau tidak mau ya sudah ditebang,” tutupnya. (M Surya)