KABUPATEN CIREBON, SC- Viralnya video pembukaan paksa jenazah Covid-19 yang merupakan warga Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, namun meninggal dunia di RS Gunung Jati Kota Cirebon, beberapa waktu lalu, menjadi persoalan serius. Ke depan proses pemulasaraan jenazah terkonfirmasi positif Covid-19 harus ada sinergi antar kedua daerah.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina mengatakan, pemerintah Kabupaten dan Kota Cirebon harus sinergis membahas persoalan daerah perbatasan, termasuk, menyangkut warga yang positif Covid-19. Menurutnya, kasus yang terjadi di Kecamatan Gunungjati terjadi karena tidak adanya komunikasi Gugus Tugas kedua daerah.
“Artinya, ini harus dibicarakan, jangan sampai ada korban yang sama seperti itu lagi,” kata Siska, kemarin (12/10/2020).
Politisi Partai Golkar itu mengaku, sudah berkoordinasi dengan Bupati Cirebon H Imron. Bahkan, sudah ada kesediaan akan ada komunikasi antar wilayah. Sinergitas yang akan dilakukan bukan hanya terkait masalah Covid saja, tapi juga termasuk permasalahan-permasalahan lainnya.
Namun, dikatakan Siska, dari banyaknya persoalan yang akan dibahas, persoalan pertama dikhususkan membahas persoalan Covid-19.
“Meskipun banyak persoalan, pertama kita khususkan membahas persoalan Covid-19 sebagai bahasan pembuka. Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan wacana-wacana lain oleh kedua daerah,” ujarnya.
Sedangkan antarwakil rakyat, lanjut Siska, pihaknya juga sudah ada komunikasi dengan komisi III DPRD Kota Cirebon yang menjadi mitra kerja RS Gunung Jati. Pembahasannya, masih terkait persoalan yang viral kemarin.
“Nanti kira-kira tindakan dewan kota seperti apa terkait pemulasaran jenazah Covid-19. Sebab, dibukanya jenazah Covid-19 itu ternyata tidak didampingi tim medis dari RS Gunung Jati,” papar Siska.
Ia menyampaikan, pihaknya juga meminta agar Komisi III DPRD Kota Cirebon bisa menjembatani pertemuan kedua kepala daerah tersebut. Karena, memang banyak juga persoalan di daerah perbatasan yang harus dibahas, khususnya terkait masalah kesehatan. Pasalnya, warga Kabupaten Cirebon kerap kesulitan ketika ingin menempuh kesehatan ke rumah sakit milik pemerintah daerah. Dua RSUD Kabupaten, yakni Arjawinangun dan RSUD Waled jaraknya cukup jauh. Akhirnya banyak warga Kabupaten Cirebon yang memilih ke RS Gunung Jati Kota Cirebon.
BACA JUGA: Pemkab Cirebon Bakal Permudah Investasi, Siapkan Perda RDTR yang Terintegrasi dengan Kementerian
Siska juga menyayangkan statemen pihak rumah sakit yang terkesan menyalahkan pihak desa karena menyebut sudah ada WA ditujukan kepihak desa perihal akan adanya jenazah warganya yang akan dimakamkan.
“Pihak desa berpikir yang akan memakamkan itu pihak rumah sakit. Karena ini bukan jenazah biasa, ini jenazah Covid-19 yang perlu penanganan khusus, harus ahlinya. Tidak bisa asal dilimpahkan saja. Memangnya pihak desa sudah paham?” ungkapnya. (Islah)