KEPALA Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana meyakini keberadaan kampung KB menjadi salah satu benteng keluarga dari ancaman Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
“Gizi merupakan hal penting untuk memutus mata rantai Covid-19. Mengapa begitu, karena melalui kecukupan gizi inilah kita bisa membangun daya tahan atau imunitas tubuh. Tentu, di samping tetap menjalankan perilaku hidup sehat dengan menjalankan 3M: memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, dan menjaga jarak atau social distancing,” ungkap Kusmana saat mengunjungi Kampung KB Cikdes di Kelurahan Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya pada Jumat (16/10) siang lalu.
Karena itu, sambung Kusmana, potensi kampung KB harus terus dioptimalkan. Kelompok kerja (Pokja) kampung KB harus aktif mengajak warga mempraktikkan pemanfaatan lahan kosong secara produktif. Salah satunya dengan menanam sayur atau buah di atas lahan-lahan kosong.
“Ayah lihat di sini sudah bagus. Ada tanaman hijau. Di sekitar sini juga banyak kolam ikan. Ke depan, Ayah meminta tanaman sayur diperbanyak. Dengan demikian, tidak hanya indah di mata, tetapi juga bermanfaat besar untuk peningkatan gizi keluarga,” kata pria yang akrab disapa Ayah Uung ini.
Untuk memanfaatkan lahan-lahan pekarangan tersebut, Kusmana menyarankan Pokja Kampung KB Cikdes berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah yang membidangi pertanian dan para kelompok tani. Koordinasi serupa juga dilakukan dengan aparat kewilayahan setempat. Dengan begitu, keberadaan kampung KB menjadi pusat penyebaran virus positif di masyarakat. Kampung KB menjadi pusat keunggulan pembangunan ketahanan keluarga.
Keunggulan kampung KB juga tidak bisa dilepaskan dari keberadaan rumah data kependudukan dan informasi keluarga (RDKIK). Data, sambung Kusmana, menjadi titik awal bagi pengembangan program pembangunan masyarakat. RDKIK memetakan secara akurat seluruh potensi dan parameter kependudukan sebuah desa atau kelurahan di mana kampung KB tersebut berada.
“Data adalah mata. Data adalah kompas untuk memandu pencapaian sebuah visi dan misi pembangunan. Karena itu, BKKBN sangat concern menjadikan Rumah Data ini sebagai pusat sumber daya informasi desa. Melalui Rumah Data kita bisa melihat situasi aktual untuk kemudian dipetakan apa yang bisa dilakukan, siapa yang seharusnya terlibat, siapa mitra yang bisa digandeng, dan seterusnya,” terang Kusmana.
Arahan Kusmana ini tampaknya sejalan dengan rencana Lurah Inyoh untuk mengembangkan kampung KB di wilayahnya. Inyoh mengaku terus berusaha mengembangkan setiap potensi masyarakat. Salah satunya dengan menggerakkan masyarakat untuk aktif menanam sayur di halaman masing-masing maupun setiap lahan kosong di sekitar tempat tinggalnya.
“Kami sudah mencontohkan dengan menanam aneka sayur di halaman kantor kelurahan. Selanjutnya, kami mengajak setiap rumah menanam paling tidak lima tanaman sayur menggunakan pot atau polybag. Mengapa lima, karena dengan lima pot tersebut berarti bisa dipanen atau dipetik bergantian,” ungkap Inyoh. (Malik)