MAKAM Pangeran (P) Suryanegara adalah salah satu situs yang berada di Kota Cirebon. Di sekitar area pemakaman banyak sekali pohon besar yang diperkirakan berumur ratusan tahun. Di situs tersebut P. Suryanegara dengan istirnya Nyai Ambet Kasih dimakamkan. Situs makam P. Suryanegara sendiri berada di Kampung Wanacala, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Menurut Raden Lili Alida, juru pelihara situs makam Pengeran Suryanegara, sebelum tahun 1973 makam P. suryanegara tersebut masih terbuka pada umumnya.
“Dulu sebelum tahun 1973, saat ayah saya masih menjabat sebagai juru kuncinya. Karena ada usulan dari sesepuh yang dari Mertasinga, bahwa akan ada donatur yang akan membangun cungkup (bangunan) seperti ini,” ucap Raden Lili seraya menunjuk bangunan tersebut, Selasa (20/10/2020).
Diceritakan, P. Suryanegara adalah Putra Sultan Sepuh ke-4 yaitu Sultan Amir Sena. Pangeran Suryanegara juga adalah satu tokoh penyiar agama Islam sekaligus tokoh penentang kekuasaan kolonial Belanda di tanah Cirebon.
“Karena Pangeran Suryanegara tidak tega melihat masyarakat tindas oleh Belanda. Pajaknya dinaikkan. Semuanya ditindas oleh Belanda, beliau tidak terima. Makanya beliau menggalang santri se-wilayah Cirebon dari Buntet sampe Ciwaringin, berperang melawan Belanda dari tahun 1802 sampai 1819, selama 17 tahun beliau sebagai panglima dan berperang melawan Belanda,” kata Raden Lili.
Raden Lili menjelaskan, pada awalnya P. Suryanegara dimakamkan di Gunung Sembung, Desa Astana, Gunungjati. Pemindahan jasad dilakukan karena adanya keberatan pihak Keraton Kasepuhan jika tokoh tersebut dimakamkan di tempat itu.
BACA JUGA: KH Aghuts Muhaimin: Identitas Santri Luas
Keberatan pihak keraton ini terkait dengan penentangannya atas kekuasaan Belanda. Khususnya campur tangan Belanda dalam kehidupan keraton.
“Karena beliau ini orang sakti dan termasuk sesepuh yang ada di Gunungjati, setelah bermunajat kepada Allah, Pangeran Suryanegara akhirnya dimakamkan dengan syarat tanah dan pohon yang sama seperti di Gunungjati. Nah, di tempat inilah (Wanacala) ditemukan tanah dan pohon yang sama,” pungkasnya. (Abrin)