KABUPATEN CIREBON, SC- Warga Desa Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon mengeluhkan aliran air PDAM yang telah lebih dari satu bulan tidak mengalir dengan baik.
Warga Blok Dalem, Desa Bakung Kidul, Sueti mengatakan, air PDAM dalam satu bulan ini tak lagi keluar (mengalir). Jika sewaktu-waktu keluar, air hanya ngicir (mengalir kecil sekali). Untuk mendapatkan seember air, ia mengaku harus membutuhkan waktu berjam-jam lamanya.
“Kadang-kadang mati total kadang-kadang ngicir sedikit-sedikit. Seember saja berjam-jam,” kata Sueti kepada Suara Cirebon, Minggu (25/10/2020).
Menurutnya, meski air keluar ngicir, namun kewajiban pembayaran bulanan masih sama seperti pemakaian normal.
“Inginnya lancar lah airnya, kan biar enak sedikit mahal juga bayarnya. Cuma kan pakai airnya puas,” ujarnya.
Sementara itu, Kuwu Bakung Kidul, Bambang Setiawan, membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut Bambang, di tahun ini telah terjadi selama kurun waktu 3 bulan terakhir. Bahkan, sampai dengan saat ini kondisi air masih belum mengalir dengan normal.
“Ini kalau secara normal sepanjang tahun di musim penghujan rata-rata kita tiap hari ada meski tiap saat, jadi kadang jam 10 ke atas baru ada (air). Nah, parahnya itu di musim kemarau ini sejak 2-3 bulan yang lalu dari bulan Agustus-September ini sangat krisis sekali PAM (PDAM),” kata Bambang, Minggu (25/10/2020).
BACA JUGA: Dirut PDAM Tirta Jati Siap Hadapi Laporan Abraham
Menurut Bambang, sebanyak 80 warga telah melaporkan keluhannya ke pemerintah desa terkait persoalan tersebut. Oleh karena itu, pihaknya telah mengirimkan surat aduan ke PDAM Cabang Kapetakan, dari bulan kemarin, namun sampai dengan saat ini belum mendapat tanggapan.
“Memang ada informasi tentang penggiliran jadwal buka tutup beberapa hari sekali. Tapi kita juga tidak menerima informasi yang jelas kapan jadwal dibuka dan lain-lain,” ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini hanya warga yang berada di pinggiran jalan raya yang masih terlayani, sementara bagi yang berlokasi masuk ke dalam gang-gang tidak terlayani.
Yang jadi masalah, lanjut Bambang, yang krusial yang dikeluhkan warga itu pembayaran tiap bulannya itu tidak jauh berbeda, bahkan sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
“Seharusnya kan kalau pemakaiannya sedikit pembayaran juga sedikit,” katanya.
Pihaknya mengharapkan, PDAM bisa segera memperbaiki pelayanan terhadap pelanggan, karena meski sudah ada hujan hal tersebut masih dikeluhkan masyarakat.
“Dulu sekali, waktu baru ada air PAM, malah bagus sekali tapi malah akhir-akhir tahun ini dan masalah ini bertahun-tahun belum ada perbaikan. Walaupun kabarnya, kan suplai air bahan baku dari Jati Gede sangat banyak, nah ini adalah oportunity yang bisa dimanfaatkan oleh pengelola PDAM,” katanya.
BACA JUGA: Abraham dan PDAM Berdamai, Sepakat Upayakan Sumbangsih PAD
Bilamana tidak ada perbaikan, menurutnya, sebagai pemerintah desa pihaknya harus bertanggung jawab atas keluhan warga untuk mencarikan solusi terbaik.
“Harus bergerak untuk bisa menyiapakan PAM simas yang bisa dikelola desa, karena di Bakung Kidul ini cukup tergantung juga dengan air PAM, karena air tanahya sedikit dan kualitasnya kurang bagus,” pungkasnya. (Joni)