KABUPATEN CIREBON, SC- Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon menyarankan masyarakat untuk sementara mengonsumsi daging domba atau kambing, sebagai pengganti daging sapi yang saat ini langka dan cenderung mahal di pasaran.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Encus Suswaningsih mengatakan, selain harga yang lebih murah, mengonsumsi daging kambing juga bertujuan untuk menyeimbangkan populasi kedua jenis hewan konsumsi tersebut.
Menurut Encus, mengahadapi kelangkaan daging sapi saat ini, pihaknya gencar menyosialisasikan kepada masyarakat untuk dapat beralih mengonsumsi daging domba/kambing. Terlebih, lanjut Encus, saat ini populasi hewan domba/kambing jumlahnya masih sangat banyak.
“Kita meminta masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam atau domba atau bisa juga yang lainnya. Hanya saja masyarakat masih ragu untuk mengonsumsi daging domba karena takut darah tinggi, padahal kandungnya sama saja,” kata Encus kepada Suara Cirebon, belum lama ini.
Menurutnya, jika masyarakat beralih mengonsumsi daging domba dan ayam, mungkin tidak akan ada kelangkaan daging sapi dan populasi akan seimbang.
Lebih lanjut Encus, dalam beberapa hari terakhir, pemotongan sapi di Kabupaten Cirebon memang berkurang . Sebab, yang biasanya memotong 25-30 ekor untuk sekarang hanya 19 ekor saja.
“Ini mungkin karena stok yang terbatas juga karena daya beli masyarakat yang berkurang. Kalau untuk harga di pasar itu sebetulnya tidak ada perubahan yang signifikan, walaupun daging impor kemarin lebih murah dari daging lokal, tapi kalau sudah di pasar itu sebetulnya hampir sama,” ujarnya.
Encus menuturkan, beberapa tahun ke belakang pemotongan daging sapi bx (brahman cross) di rumah potong hewan (RPH) Battembat, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon mencapai hampir 100 persen.
“Battembat ini menjadi tempat pemotongan sewilayah Cirebon, terbesar dengan kapasitas pemotongan terbanyak,” kata dia.
Namun, dalam beberapa waktu ini pemotongan sapi bx telah mengalami penurunan hingga 60 persen. Kini di RPH tersebut, imbuh Encus, mulai banyak pemotongan sapi lokal lagi. Akibatnya, harga daging sapi impor menjadi mahal karena populasi yang kurang.
“Di saat daging impor langka, sapi lokal di Indonesia juga kan populasinya tidak banyak, tidak sebanding dengan kebutuhannya. Di Kabupaten Cirebon saja kebutuhannya mencapai 16.000-19.000 ekor per tahunnya dan yang kita miliki hanya 4.700 ekor sapi,” ungkapnya.
Encus menyebut, antara permintaan dan stok sapi lokal jelas tidak sebanding, karena hampir semua di datangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kemarin ada sapi bx ini cukup membantu, namun saat ini pemotongan sapi lokal semakin bertambah karena harga juga lebih murah,” katanya.
Akan tetapi, kata dia, karena populasi sapi lokal terbatas, hal itu juga akan menyulitkan untuk mencari sapi lokal. Namun, di Kabupaten Cirebon stok sapi masih aman, sehingga masyarakat tidak usah khawatir kehabisan daging sapi.
“Sebetulnya kebutuhan daging sapi juga kita ada daging beku di Kabupaten Cirebon yang cukup banyak. Distributor-distributor daging beku di kabupaten itu hampir tersentral di daerah Panembahan yang memiliki kapasitas besar,” paparnya.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Siapkan Program IP 400
Ia menambahkan untuk harga memang tidak begitu ada lonjakan. Tetapi memang untuk stok berkurang dan akan dilarikan ke daging beku.
“Kita belum bisa prediksikan sampai kapan harga dan kelangkaan daging impor ini berakhir. Selama stok daging di sana semakin berkurang, dan harga yang mahal otomatis masyarakat akan lari ke daging lokal, sementara daging lokal kita juga terbatas,” pungkasnya. (Joni)