BAGI masyarakat Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, tentu sudah sangat akrab dengan sarana transportasi perahu getek (perahu kecil yang dijadikan sarana menyeberang sungai ) dalam aktivitas sehari-hari mereka. Hal ini dikarenakan belum adanya jembatan yang menghubungkan desa mereka dengan jalan raya/bypass pantura Indramayu, terutama bagi warga yang ingin melakukan perjalanan ke arah timur desa mereka yaitu menuju wilayah Kabupaten Cirebon.
Kehadiran transportasi perahu getek ini sangatlah membantu masyarakat Desa Karanggetas, karena bisa memangkas waktu perjalanan dibandingkan harus melalui akses jalan ke arah Desa Bangkaloa yang tembus ke arah lampu merah Widasari, ataupun ketika harus melalui jalan ke arah Desa Sukagumiwang Kebupaten Indramayu yang sudah ada fasilitas jembatan permanen.
“Lebih cepet ke jalan raya kalo naik getek ini Mas, kalo lewat Sukaguwimang atau Bangkaloa lebih jauh,” jelas salah satu penumpang perahu getek, Jupen (40) kepada Suara Cirebon, Rabu (27/01/2021).
Perahu getek ini mulai beroperasi dari jam 05.00 WIB sampai jam 22.00 WIB, jam operasional perahu getek terbagi dalam 2 shift, yang shift ke-1 mulai dari jam 05.00 subuh sampai jam 13.00 WIB siang, dan berikutnya digantikan oleh shift ke-2 sampai jam 21.00 WIB.
” Sesudah subuh kami sudah narik perahu, biasanya melayani warga kami yang mau ke pasar,” terang salah satu awak perahu getek, Taryana (40).
BACA JUGA: Mahasiswa Tunanetra Jadi Peserta Sidang Perdana S3 di IAIN Cirebon
Perahu getek biasanya diawaki oleh lebih dari satu orang, biasanya mimimal berjumlah 2 orang awak ketika musim penghujan, hal ini dikarenakan arus sungai yang cukup deras dan ketinggian air sungai mengharuskan perahu getek mesti diawaki oleh lebih dari seorang awak perahu. Hal ini merupakan salah satu standar keselamatan yang sudah turun temurun dilakukan oleh awak-awak perahu getek sebelum mereka.
“Kalau musim penghujan kaya gini, kami minimal berdua, biar bisa narik perahu lebih ringan ketika muatan penuh dan keselamatan penumpang bisa lebih terjaga,” jelas awak perahu getek lainnya, Daryono (45).
Awak perahu getek sendiri memasang tarif Rp.2.000/orang, baik yang membawa kendaraan sepeda motor ataupun tidak membawa kendaraan. Dengan tarif yang tergolong masih bersahabat, serta keuntungan dalam mempersingkat jarak dan waktu, menjadikan sarana transportasi perahu getek sampai sekarang ini masih eksis dan survive di Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu. (Rachman/SC)