JUDUL Desertasi ‘Model Implementasi Pendidikan Nilai Kultural dalam Sikap Keberagaman’ menjadi salah satu poin bagi Elon Carlan dalam menyelesaikan studi doktoralnya. Keseriusannya dalam menyelesaikan studi, dan melepaskan jabatan yang diembannya selama menjadi mahasiswa menjadikan Elon sebagai satu-satunya mahasiswa yang dinyatakan lulus sidang tertutup.
“Judul ini saya serahkan sejak masuk, dan melakukan pendalaman selama dua tahun. Selama dua tahun itu, bukan sekedar melakukan kajian dan riset di masyarakat Cigugur Kuningan saja. Akan tetapi, proses bimbingan pun benar-benar perjuangan, melalui proses yang berdarah-darah. Saya melepaskan jabatan, dan saya benar-benar menjadi mahasiswa yang patuh dan taat kepada dosen, pembimbing dan kampus,” papar pria disabilitas asal Desa Manis Lor Kecamatan Jalaksana Kuningan tersebut.
Di benaknya itu, belajar S3 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon bukan sekedar mengejar titel di depan nama saja, tapi tanggung jawab moral dalam ilmu kedoktorannya yang harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan, dan untuk kepentingan masyarakat tentunya. Apalagi dengan judul keberagaman yang toleransi di Kuningan sangat penting untuk bisa dipertahankan.
Elon melihat, kerukunan sosial di lingkungan Kecamatan Cigugur menjadi miniaturnya bangsa Indonesia. Jika Indonesia bisa berkaca kepada kerukunan agama dan budaya masyarakat Cigugur, maka intoleransi yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia bisa dilerai, dan toleransi bisa terus dipertahankan. Jikapun ada gesekan, menurutnya itu berasal dari luar masyarakat Cigugur, bukan murni dari pribumi Cigugur-nya.
“Cigugur itu sebenarnya aneka ragam, baik dari sisi agama maupun budaya. Saya sebenarnya ingin sekali mengangkat nilai-nilai kultural di Cigugur itu apa saja si, sehingga bisa terjadi kerukumam umat beragama dan etnis yang sangat terbina, terjalin sejak puluhan tahun lalu, sejak nenek moyang hingga sekarang,” paparnya.
BACA JUGA: Tokoh Keberagaman Kuningan Ingin Ada Kesamaan Hak
Dari hal itu, ia terketuk dan ingin menularkannya kepada daerah lain di Indonesa, supaya bisa mengikuti seperti Cigugur. Ternyata keinginan itu membuahkan hasil, Desertasi yang disodorkan melalui perjuangan panjang bisa diterima dan lulus. Sementara mahasiswa seangkatan Elon, ada sebanyak 8 mahasiswa tidak diterima risetnya. Dari Angkatan satu dan dua saja, ada sekitar 45 mahasiswa belum ada yang lulus dari sidang tertutup doktornya.
Sementara, Elon Carlan yang kini menjabat sebagai Kabid Dikmas PAUD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut lolos dan berhak mengikuti sidang terbuka doktor pada pertengahan Maret 2021 nanti. Ia berpesan kepada yang punya kemauan keras, apalagi yang memiliki kesempurnaan fisik supaya bisa termotivasi untuk terus berkarya, mengejar pendidikan yang benar-benar berkualitas, bukan sekedar mengejar titel. (Nung kh)