Sudah Seminggu Tidak Ada Pasien Covid-19 yang Dirawat
KUNINGAN, SC- Rumah Sakit eks Citra Ibu yang ditunjuk sebagai tempat isolasi mandiri para pasien Covid-19 terkesan mubazir, karena sebagian besar masyarakat reaktif/positif covid-19 adalah pasien komorbid (memiliki penyakit bawaan) dan harus dirawat di RSU ’45, sedangkan pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) banyak yang memilih isolasi mandiri di rumah.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan Suara Cirebon, dari berbagai sumber, RS empat lantai itu hanya diwarnai oleh beberapa penjaga yang diharuskan menjaga, membersihkan debu, dan perawat yang sesekali melihat keadaan disana. Saat wartawan media ini mencoba melihat ke lokasi, dari mulai lantai satu ke lantai empat, tidak ada penjaga, baik perawat, tenaga administrasi, cleaning service, apalagi ada pasien.
Setiap kamar yang dipenuhi bad, oksigen, hepafilter dan lainnya sama sekali tidak berpenghuni. Beberapa pegawai memilih untuk berada di mes (sebelah samping rs), dan membenahi tumpukan oksigen yang berada di lantai bawah.
“Ada si pasien, cuma beberapa orang saja. Karena tidak boleh ditunggu, ya akhirnya banyak pasien yang tidak mau dan memilih isolasi mandiri di rumah saja,” salah seorang penjaga di RS di Jalan Ciharendong, Jumat (5/3/2021).
Kepala RSU ’45 Kuningan, dr.Deki Safullah melalui Kabid Pelayanan, dr.Lidiya membenarkan jika sudah sekitar satu minggu ini, tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat di RS eks Citra Ibu tersebut. Kalaupun ada pasien covid-19 itu, karena komorbid, yang harus dirawat di RSU ’45. Selain itu, rumah sakit type C lainnya di Kuningan saat ini sudah bisa merawat pasien Covid-19, begitupula di RSU ’45 sendiri ada ruangan khusus isolasi Covid-19.
“Sekarang memang cenderung menurun. Bukan berarti menurunnya angka yang positif Covid-19 di Kuningan, tapi ini menurun yang dirawat di rumah sakit ini (RSU ’45-red), karena memang rumah sakit lainnya sudah bisa menerima dan merawat pasien Covid-19. Begitu pula yang diisolasi mandiri di eks RS Citra ibu pun jadinya tidak ada. Sudah seminggu ini tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat disana,” papar dr.Lidiya.
Diakui dr.Lidiya, RS khusus Covid tersebut sangat membantu saat melonjaknya pasien Covid-19 sekitar awal tahun 2020 (April-Mei). Karena jika tidak ada rs khusus, maka RSU ’45 dan RS Linggajati yang ditunjuk Pemerintah sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, dipastikan akan kewalahan. “Waktu itu sangat terbantu sekali dengan kehadiran RS eks CI itu,” tandasnya.
BACA JUGA: Giliran Anggota DPRD, Hanya 24 Aleg yang Berani Divaksin
Sementara itu, RS yang sudah dikosongkan sejak sekitar tahun 2010 tersebut dibeli oleh Pemkab Kuningan dari pemilik RS Citra Ibu sebesar Rp7,3 miliar. Saat itu, banyak pro dan kontra dari keputusan itu, karena selain dinilai terburu-buru dalam menentukan keputusan pembelian, RSCI itu pun dianggap terlalu mahal, belum lagi biaya untuk renovasi dan pengadaan peralatan serta penambahan tenaga kesehatan.
Padahal, jika untuk isolasi mandiri saja, pemerintah bisa menyewa gedung atau hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19, karena memang kenyataannya efektivitas pelayanan RS eks Citra Ibu tersebut hanya beberapa bulan saja. Sedangkan biaya untuk perawatan hingga sekarang pun tetap harus dianggarkan. (Nung kh)