MAJALENGKA, SC- Tingginya harga daging ayam sayur tak hanya dikeluhkan oleh para pembeli. Naiknya harga daging unggas di pasar tradisional hingga Rp50 ribu per kilogram juga dirasakan oleh para pedagang. Pasalnya akibat kenaikan harga tersebut, jumlah penjualan daging ayam sayur di awal Ramadhan mengalami penurunan.
Penjual daging ayam di pasar tradisional Majalengka, Dedeh mengatakan, penjual tak dapat berbuat apa-apa dengan kenaikan harga. Sebab harga daging ayam yang dikeluhkan oleh pembeli merupakan dampak kenaikan harga dari pemasok.
“Saya sih inginnya harga dapat kembali ke semula, tetapi dari pemasok harganya juga naik, sehingga saya pun terpaksa menaikkan harga penjualan pada pembeli,” ucapnya, Rabu (14/4/2021).
Menurut dia, kenaikan harga sebenarnya tak banyak memberikan keuntungan bagi pedagang. Karena akibat harga yang makin mahal, jumlah pembeli daging ayam malah menurun. Apalagi puasa tahun ini juga masih dalam suasana pandemi Corona.
”Naiknya harga tidak serta merta menambah keuntungan bagi pedagang, justeru jumlah pembeli malah berkurang karena harganya dianggap mahal,” ujarnya.
Euis pedagang daging ayam lainnya mengaku akibat tingginya harga daging ayam, omsetnya mengalami penurunan sekitar 15 persen. Bahkan, satu hari menjelang bulan puasa kemarin, sekitar 6 kilogram daging ayam di tempatnya tidak terjual.
”Kemarin masih ada sisa, padahal biasanya menjelang puasa penjualan bisa lebih banyak dari hari biasa,” keluhnya.
BACA JUGA: Daging Sapi Naik Tajam, Rp140 Ribu/Kg
Tingginya harga daging ayam ini juga dikeluhkan Supriatin. Ibu rumah tangga di Majalengka ini berharap harga bisa kembali normal.
”Kenaikan harga biasa terjadi setiap mau bulan Ramadhan. Semoga saja harganya bisa kembali normal seperti sebelumnya, paling mahal Rp42 ribu per kilogram,” harapnya. (Dins)