KABUPATEN CIREBON, SC- Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah siswa yang sedikit atau jauh di bawah rata-rata bakal dilakukan merger. Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon, Hilmi Rivai mengatakan, merger tersebut hanya menggabungkan manajerialnya saja. Sedangkan gedungnya, bisa saja dimanfaatkan untuk kegiatan dari pihak lain yang memerlukan.
Menurut Hilmi, berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini ada sekitar 120 SD yang masuk kriteria untuk dilakukan merger. Namun, untuk tahun ini jumlah sekolah yang akan dimerger diperkirakan hanya sebanyak 93 sekolah.
Jumlah tersebut, kata dia, berdasarkan jumlah kepala SD yang memasuki masa pensiun. Hal itu, agar proses merger tidak sampai ada demosi.
“Kita tidak ingin dalam proses merger ada demosi. Jadi tidak ada yang tadinya kepala sekolah kemudian diturunkan jadi guru biasa karena ada merger. Sehingga kita prioritaskan yang pensiun dulu jadi tidak perlu ada demosi,” kata Hilmi.
Menurut Hilmi, nantinya Pemkab Cirebon akan membentuk tim verifikator untuk mendata aset dan lainnya termasuk SDM pegawai di sekolah, setelah ada keputusan merger tersebut. Karena, merger ini merupakan penggabungan dua lembaga yang di dalamnya juga ada aset dari dua lembaga yang digabung tersebut.
“Jadi untuk pendataannya tentu butuh verifikator,” terangnya.
BACA JUGA: Disdik Jabar Canangkan Program Rantang Siswa
Ditegaskan Hilmi, merger 93 SD di Kabupaten Cirebon ditargetkan selesai pada tahun 2021 ini. Sehingga, kalaupun masih ada sekolah-sekolah yang harus dimerger lagi, bisa segera dilakukan menyusul.
“Tahun ini kita targetkan merger bisa terealisasi. Sekolah-sekolah yang dimerger itu jumlah siswanya jauh di bawah rata-rata, ada yang 50 bahkan ada yang cuma 30 siswa,” tandasnya. (Islah)