KOTA CIREBON, SC– Bus Rapid Transit (BRT) Trans Cirebon menjadi pilihan transportasi baru warga (Kota dan Kabupaten) Cirebon. Bus ini resmi beroperasi usai diluncurkan Wakil Wali Kota Cirebon, Hj Eti Herawati, pada Senin (12/4/2021) lalu.
Sejak itu, Trans Cirebon melayani warga yang ingin merasakan naik kendaraan umum modern tersebut. Dapat disebut modern karena bus ini dilengkapi fasilitas terkini, seperti WiFi gratis dan kamera pemantau (CCTV) serta full AC.
Bahkan, yang lebih menarik minat masyarakat untuk naik bus berwarna biru tersebut, tidak dikenakan tarif sejak hari pertama launching sampai tanggal 25 April 2021 mendatang.
Pantuan Suara Cirebon selama ini, antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk memanfaatkan transportasi ini. Terlebih di bulan Ramadan ini, banyak warga yang mengisi waktu menunggu berbuka puasa dengan berkeliling Cirebon naik BRT.
BACA JUGA: Alun-alun Kejaksan Cirebon Istimewa, Ini yang Gubernur Jabar Titipkan
Salah seorang warga yang ditemui saat menikmati perjalanan keliling Cirebon dengan naik BRT, Siti Nurdianti (45) mengungkapkan, bus ini cukup nyaman, selain fasilitas yang ada di dalam bus, semua yang sudah terjadwal pun berjalan sesuai.
“Saya naik bus ini dari Halte Kecamatan Kejaksan tepat di jam pemberangkatan 16.01 WIB, saya datang beberapa menit sebelumnya, dan benar bus datang tepat waktu,” ungkapnya.
Ibu asal Kabupaten Cirebon itu mengungkapkan fasilitas yang tersedia khususnya WiFi gratis sangat bermanfaat untuk mengisi waktu sampai dirinya tiba di tempat tujuan.
Menurutnya, kecepatan WiFi di BRT terbilang cepat, terlihat dari banyaknya anak-anak yang bermain game online saat naik bus ini dan tidak ada satupun yang mengalami buffering.
“Naik BRT Trans Cirebon di masa pandemi Covid-19 ini, protokol kesehatan juga diterapkan. Sebelum naik saya dicek suhu tubuh dan disediakan hand sanitizer di pintu masuk,” katanya.
Terkait masih gratis naik BRT sampai 25 April 2021, Nurdianti mengungkapkan, di dalam bus petugas pun memberi penjelasan cara pembayaran nontunai apabila masa gratis tersebut selesai.
“Saya dicontohkan membayar tiket dengan cara non-tunai, harga tiketnya sendiri itu Rp5.000 untuk umum dan Rp 3.500 untuk pelajar,” ucapnya.
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Cirebon: BRT Solusi Atasi Macet
Tidak hanya pembayaran non-tunai seperti menggunakan OVO, Gopay, Shopee Pay dan sejenisnya melalui QRIS, naik Trans Cirebon juga bisa bayar tunai.
Kapasitas BRT tersebut bisa masuk 30 orang penumpang untuk sekali jalan, akan tetapi mengingat saat ini masih masa pandemi Covid-19, jadi hanya 50 persen dari jumlah tersebut.
Sementara, Sopir BRT yang saat itu bertugas, Robi mengungkapkan, membawa bus ini tidak bisa sembarang menaikkan dan menurunkan penumpang, semua harus di halte yang sudah disediakan.
“Kami ada jadwal tiba di halte, jadi kami tidak bisa naik turunkan penumpang selain di halte,” ungkap pria yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir angkutan ekspedisi tersebut.
Menurutnya, bus ini pun berhenti sekitar 1-2 menit di setiap halte, baik ada penumpang yang menunggu ataupun tidak, kecuali di Halte Dukuh Semar, bus berhenti sedikit lama sekitar 15 menit.
“Kecepatan pun tidak melebihi 40 km/jam,” ujarnya.
Selain di Kecamatan Kejaksan, halte juga ada di Balai Kelautan, Yos Sudarso, Karang Anom, Dukuh Semar, SMPN 8 dan Monumen Juang.
BACA JUGA: BK DPRD Kota Cirebon Belum Periksa Affiati
Saat ini, koridor yang beroperasi yakni koridor satu jalurnya dari Terminal Dukuh Semar-Jalan Pesantren-Jalan Ahmad Yani-Jalan Brigjend Dharsono-Jalan Kedawung-Jalan Pilang Raya-Jalan Slamet Riyadi-Jalan Diponegoro-Jalan Samadikun-Jalan Sisingamangaraja-Jalan Benteng-Jalan Yos Sudarso-Jalan Kesunean-Jalan Kalijaga-Jalan Ahmad Yani (Via bawah)-Jalan Pesantren.
Untuk koridor berikutnya nanti akan ada halte melewati Kabupaten Cirebon, pengelola masih mempersiapkannya. (Surya)