MAJALENGKA, SC- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka merencanakan memulai Pembelajaran Tatap Muka pada Juli Mendatang. Saat ini sejumlah persiapan pembelaran tatap muka mulai dilakukan, sehingga KBM secara tatap muka dapat dilaksanakan sesuai rencana.
“Kita akan melakukan pembelajaran tatap muka bulan Juli mendatang di tahun ajaran 2021-2022,”
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Ahmad Suswanto mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan pemetaan dan persiapan-persiapan lainnya terkait pembelajaran tatap muka.
“Kita rencanakan pembelajaran tatap muka akan dimulai Juli mendatang atau awal tahun ajaran 2021-2022, untuk tahapan sekolah tingkat TK, SD dan SMP,” katanya Senin (31/5/2021).
Menurut Kadisdik, pihaknya sudah membuat draf rancangan bagaimana sekolah maupun guru ketika melangsungkan pembelajaran tatap muka terbatas nanti. Rancangan tersebut merupakan hasil rumusan bersama para kepala bidang dengan unsur organisasi PGRI maupun dewan pendidikan.
Dari hasil rumusam bersama tersebut, maka pihaknya optimis dan siap melaksanakan sistem pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun pelajaran baru 2021-2022.
“Insyaallah kita maksimalkan dengan segala persiapannya, termasuk guru dengan strategi dan metode pembelajarannya. Kemudian siswa dengan kesiapannya juga. Saya berharap nantinya tidak ada klaster Covid-19 di satuan pendidikan,” harapnya terkait pembelajaran tatap muka di Kabupaten Majalengka.
Rencana akan dibukanya sekolah pada awal tahun ajaran baru disambut baik oleh para orang tua siswa. Mereka berharap setelah setahun lebih sekolah dilakukan secara jarak jauh, seiring munculnya pendemi virus Corona, belajar secara tatap muka dapat dilakukan kembali.
”Mudah-mudahan rencana pemerintah membuka kembali sekolah mulai tahun ajaran baru dapat terealisasi,” harap Rika, salah satu orang tua siswa di Majalengka.
Senada diungkapkan Mulyani, salah satu orang tua siswa mengatakan, banyak orangtua yang berharap sekolah dapat dibuka kembali. Para orangtua ini mengaku sudah merasa lelah dalam membimbing anak-anaknya belajar di rumah karena berbagai hal.
BACA JUGA: PPDB Tahun 2021 Masukan Pilihan Sekolah Swasta
Selain itu, dalam praktiknya belajar daring tak efektif, waktu anak yang terbuang bermain game online dibandingkan belajar. ”Terus terang sudah capek, tapi tidak bisa apa-apa karena pandemi belum berakhir,” ujarnya.
Di samping itu, kata ibu satu orang anak ini, sejak belajar online diberlakukan pengeluarannya menjadi bertambah karena harus membeli kuota internet. “Hampir setiap dua hari sekali saya harus membeli paketan, karena setelah belajar selesai dipakai bermain game online,” keluhnya. (Dins)