KABUPATEN CIREBON, SC- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai salah satu upaya dalam mengurangi risiko bencana bagi desa-desa rawan bencana.
Salah satu desa di Kabupaten Cirebon yang tergolong rawan bencana adalah Desa Gebangilir, Kecamatan Gebang. Terkait hal tersebut, sebanyak 50 orang warga Desa Gebangilir dilatih tanggap bencana selama lima hari, Senin- Jumat (7-12/6/2021).
Fasilitator pendamping desa tangguh bencana yang juga anggota Satgas BPBD Kabupaten Cirebon, Rinaldi Indra Santoso mengatakan, ke-50 warga Desa Gebangilir itu akan dilatih secara teori dan praktik dalam upaya penanggulanan jika terjadi bencana.
“Desa Gebangilir merupakan daerah yang setiap tahun terkena musibah banjir. Karenanya, BPBD merasa berkewajiban memberikan penguatan kepada masyarakat tentang Desa Tangguh Bencana, mengingat keterbatasan tenaga relawan penanganan bencana dan yang kedua karena memang posisinya atau lokasinya jauh, sehingga lebih baik harus dibentuk Destana,” kata Rinaldi, Selasa (8/6/2021).
Pihaknya berharap, dengan adanya kemampuan warga dalam mengatasi bencana, risiko dan dampak bencana dapat diminimalisasi.
“Pengetahuan itu sangat berguna untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat, bagaimana cara menangani bencana, bagaimana bencana itu bisa di tanggulangi lebih cepat,” ujarnya.
Dijelaskan Rinaldi, 50 orang peserta pelatihan itu terbagi menjadi dua kelompok, yakni pertama kelompok relawan dan kedua kelompok kerja yang ketika terjadi bencana banjir mereka sudah siap bisa menggetoktularkan kepada masyarakat sekitarnya.
“Mereka yang telah dilatih minimal bisa evakuasi mandiri, artinya bisa menyelamatkan diri sendiri, anaknya, keluarganya dan lingkungan tetangga dan sekitarnya,” katanya.
Untuk keperluan tersebut, lanjut Rinaldi, harus dipersiapkan SDM-nya karena pihak BPBD terkendala keterbatasan personel.
“Jadi harus disiapkan bahwa masyarakat desa rawan bencana ini mengerti dan paham apabila terjadi bencana harus berbuat apa dan bagaimana langkah awal yang harus dilakukan,” tegasnya.
Terkait desa rawan bencana yang dibentuk Destana di Kabupaten Cirebon, Rinaldi memaparkan, untuk tahun ini pihaknya melatih dan membentuk Destana sebabyak 18 desa.
“Destana dibentuk setelah kita tentukan apakah desa tersebut merupakan zona bahaya bencana. Maka di situlah munculnya desa tangguh bencana,” jelasnya.
BACA JUGA: Jatirenggang Buat Pupuk Organik
Terpisah, Ketua Destana Desa Gebangilir, Sulaeman mengungkapkan, masyarakat menyambut gembira dengan dibentuknya Destana. Bagi masyarakat, pelatihan ini telah memberikan pengetahuan terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir yang menjadi langganan desanya setiap tahun.
“Harapan kami, dengan dibentuknya Destana, masyarakat desa bisa mandiri dalam melakukan penanganan bencana sebelum tim SAR atau tim BPBD menolong,” harapnya. (Baim)