Susah Payah Menabung hingga Merasa Dibohongi Pemerintah Sendiri
KOTA CIREBON, SC- Kebijakan pemerintah pusat terkait pembatalan ibadah haji tahun 2021, hingga saat ini masih menuai kontroversi di kalangan masyarakat khususnya para jemaah calon haji (calhaj) di Indonesia.
Pro-kontra pembatalan ibadah haji yang disampaikan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas itu ramai disuarakan masyarakat khususnya di dunia maya melalui media sosial. Tidak sedikit masyarakat yang melontarkan kekecewaan kepada pemerintah dan menaruh empati kepada calhaj yang kembali gagal berangkat ke tanah suci Mekkah, meski ada juga yang membenarkan kebijakan tersebut.
Kekecewaan itu juga dirasakan salah seorang calhaj asal Kota Cirebon, Naim Abdurrahman. Pria yang sudah tak muda itu mengungkapkan rasa kecewa atas kebijakan pemerintah tersebut. Kepada sejumlah media, Naim menceritakan perjuangannya selama ini untuk mendaftarkan diri menjadi calhaj.
Ia mengaku demi bisa mendaftarkan diri menjadi calhaj harus menabung rupiah demi rupiah dengan penuh kesabaran dalam waktu yang lumayan lama. Namun, setelah semua persyaratan terpenuhi dan siap berangkat, nyatanya dia harus menerima kenyataan Pemerintah Indonesia telah membatalkan ibadah haji tahun ini.
“Cukup lama mengumpulkan dana buat ibadah haji, keinginan saya luar biasa. Kalau dihitung dengan kemampuan, memang kurang mampu, tapi dengan menabung insyaallah bisa, tapi tahun ini kembali dibatalkan,” tuturnya dengan rasa kecewa yang mendalam kepada sejumlah awak media, Selasa (8/6/2021).
Naim mengaku daftar haji pada tahun 2010 dan setor pertama dapat porsi di tahun 2012, kemudian jatuh pada tahun 2020 dia bisa berangkat, tapi hal itu tidak terjadi.
“Saya akhirnya dapat porsi di 2020, nunggu 8 tahun, tapi diundur alasannya corona. Dan nunggu lagi sampai 2021, tapi tahun ini pemerintah kembali tidak memberangkatkan,” ujarnya.
Dan yang dia tahu setelah adanya pembatalan haji, banyak calhaj yang kecewa dan emosi meski secara usai sudah pada tua, termasuk dirinya.
“Saya kecewa, malah Pemerintah Indonesia sendiri yang membatalkan. Padahal, Pemerintah Arab Saudi belum memutuskan. Saya pikir, mau ibadah kok dipersulit. Padahal kami juga pasti menerapkan protokol kesehatan, pakai masker walaupun pengap,” keluhnya.
Naim mengaku sangat kecewa karena merasa sudah dibohongi oleh pemerintah. Menurutnya, antara menteri agama (menag) dan wakil presiden (wapres) saja, pernyataannya tidak sesuai.
“Menag bicaranya apa, Wapres bicaranya apa, jadi di sini yang bikin kecewa. Dan kepada Kemenag, tolong pak jangan hanya janji-janjinya aja khususnya bagi Kemenag Kota Cirebon, tolonglah kami di Kota Cirebon, padahal cuma 300 orang saja, jangan hanya beralasan karena dari pusat,” katanya.
BACA JUGA: Kemenag Siap Kembalikan Dana Calon Haji
Kendati pemeritah menjamin dana haji akan dikembalikan, namun Naim justru enggan untuk menerima kembali uang miliknya, lantaran kukuh ingin melaksanakan ibadah haji.
“Meskipun dana haji katanya bakal dikembalikan, tapi saya lebih baik maksain tidak mau dikembalikan, karena kalau sudah dikembalikan pasti nanti habis terpakai. Saya capek-capek nabung bertahun-tahun,” tandasnya. (Yusuf)