MAJALENGKA, SC- Puluhan PKL yang selama bertahun-tahun berjualan di kawasan Alun-alun Majalengka melakukan unjuk rasa ke Pendopo Bupati. Kedatangan puluhan PKL yang bernaung dalam Asosiaai Pedagang Kaki Lima (Aspek 5) Majalengka memprotes kebijakan Pemkab Majalengka yang melarang aktivitas PKL di kawasan Alun-alun.
Larangan yang dikeluarkan Pemkab Majalengka bersamaan dengan selesainya pembangunan Alun-alun yang menelan anggaran sekitar Rp18 miliar itu dinilai merugikan PKL.
Koordinator aksi Dadang Hermawan mengatakan, aksi ini dilakukan setelah belum adanya solusi dari permasalahan yang dihadapi PKL pascapembukaan Alun-alun Majalengka. Upaya dialog kata dia sudah pernah beberapa kali dilakukan, namun, belum juga ada itikad baik dari pemerintah.
”Semula PKL mengajukan 3 tuntutan,tetapi seiring berjalannya waktu, PKL hanya mengajukan satu tuntutan,dan itu tidak bisa diganggu lagi, karena itu merupakan janji Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye,” katanya.
Menurut Dadang, larangan berdagang di Alun-alun Majalengka merupakan amanat peraturan daerah, hal itu tidak bisa jadi alasan. Karena kata dia ada ketidakjelasan aturan dalam perda tentang larangan itu.
“Jangan berkilah dengan Perda yang pasal-pasalnya sumir. Itu harus ada Perbup untuk menjabarkannya,” ujarnya.
Salah satu pasal yang dianggap sumir, tutur Dadang, yakni yang berbunyi larangan berdagang di ruang publik. Jika mau konsisten, harusnya aturan itu tidak hanya berlaku di Alun-alun Majalengka, melainkan semua ruang publik.
“Kedua, yang dilarang itu yang menetap. Kami jam 4 (sore) masuk jam 12 (malam) pulang, nggak bisa disebut menetap. Saya siap liburkan 1 hari, kalau menetap itu diartikan full. Tidak ada pilihan, kami tetap berdagang di alun-alun,” tutur Dadang.
BACA JUGA: Puluhan PKL Majalengka Terancam Pailit
Aksi yang dilakukan puluhan pedagang sempat memanas, karena keinginan mereka untuk bertemu Bupati Karna Sobahi tak terpenuhi. Mereka juga menolak melakukan dialog ketika yang menemui hanya perwakilan pemerintah.
Ketegangan beberapa kali terjadi antara massa dengan petugas, yang mencoba membuka gerbang pendopo. Namun situasi yang mulai memanas itu tak berlansung lama. Puluhan PKL kemudian meninggalkan pintu gerbang pendopo setelah terdengar suara adzan dari Masjid Al Iman. (Dins)