KABUPATEN CIREBON, SC- Satgas penanganan Covid-19 tingkat Kecamatan Talun, Puskesmas Talun, Dinkes, Satpol PP dan Polsek Talun menggelar sosialisasi di Balai Desa Sampiran terkait rencana dan skema operasional tempat isolasi Rusunawa UGJ di desa tersebut, Selasa (27/7/2021). Tempat isolasi terpadu Rusunawa UGJ tersebut ditargetkan akan dibuka pada awal Agustus mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, tampak hadir sejumlah perwakilan masyarakat dari mulai tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan warga baik dari komplek perumahan maupun warga asli dari Desa Sampiran.
Salah seorang warga komplek perumahan yang lokasinya dekat dengan tempat isolasi Rusunawa UGJ, Anggi mengatakan, dari hasil polling yang dilakukan di lingkungannya, sebanyak 85 persen warganya menolak. Ia menyebut, penolakan tersebut bukan tanpa alasan.
Ia menjelaskan, warga khawatir dengan persoalan lingkungan, limbah dan banyaknya masyarakat yang memiliki komorbid. Selain itu, kata dia, warga yang divaksin juga baru sebagian kecil saja.
“Yang pertama warga kami khawatir persoalan lingkungan, kedua limbah. Kemudian banyak warga yang memiliki komorbid dan baru sebagian kecil warga yang divaksin sehingga dikhawatirkan berdampak,” ujarnya.
Pascasosialisasi tersebut, ia akan menyampaikan hasil dari sosialisasi kepada warga di perumahannya. Karena menurut dia, dari paparan Satgas, SK penetapan tersebut sudah diteken oleh Bupati Cirebon sehingga warga tentu tidak bisa menolak. Terlebih tempat tersebut untuk kepentingan umum.
“Tadi kita minta SK penetapan tempatnya agar bisa disosialisasikan kewarga, saya tadi hanya menyampaikan aspirasi dari warga. Sekarang mungkin yang penting warga kita dapat prioritas agar tidak khawatir dengan keberadaan lokasi isolasi tersebut, termasuk pemberian vaksinasi untuk warga kami agar diperbanyak,” kata dia.
Sementara itu, Camat Talun, Abadi mengatakan, informasi yang diterima dari Dinas Kesehatan, tempat tersebut rencananya akan dioperasikan diawal Agustus 2021. Saat ini, Dinas Kesehatan sedang menyiapkan kelengkapannya dari mulai SDM dan lain-lainnya.
Rusunawa UGJ memiliki 42 kamar, dimana setiap kamarnya ada 2 tempat tidur sehingga bisa menampung 84 pasien yang melakukan isolasi.
“Tadi setelah diberikan penjelasan semua warga yang hadir setuju,” kata Abadi.
Terkait salah satu warga perumahan yang menolak rencana tersebut, kata Abadi, setelah diberikan pencerahan dan penjelasan akhirnya perwakilan warga memahami dan mendukung program tersebut. Ia menyebut, hal itu bukan penolakan, melainkan hanya mempertanyakan teknisnya saja.
“Alhamdulillah setelah dijelaskan mereka paham dan mendukung, tidak ada penolakan,” tandasnya.
BACA JUGA: Tahap Pertama Vaksinasi Sasar 2.600 Anak
Terpisah, Kepala Satpol PP Kabupaten Cirebon, Mochamad Syafruddin menjelaskan, setelah diberikan paparan dari mulai pengelolaan limbah dan skema operasional tempat isolasi tersebut, warga yang hadir setuju dan mendukung tempat tersebut jadi lokasi isoman.
“Inikan untuk kepentingan bersama, kondisi sekarang tempat ini sangat dibutuhkan seiring dengan tren kasus yang naik,” ungkapnya. (Islah)