CIREBON, SC- Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menuntut pihak kampus setempat memotong Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tengah situasi pandemi. Untuk menunjang tuntutan tersebut, mereka melakukan propaganda kreatif dan aksi sebagai sikap hasil dari konsolidasi aliansi mahasiswa.
Besaran pemotongan UKT yang mereka tuntut ialah, 100 persen bagi mahasiswa yang orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19, 75 persen bagi yang terdampak Covid-19, 25 persen untuk seluruh mahasiswa, dan 50 persen bagi yang sedang mengerjakan skripsi.
“Aksi propaganda kreatif merupakan aksi yang dilakukan sebagai ultimatum kepada rektor (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) agar mau beraudiensi langsung dengan mahasiswa setelah pada audiensi pertama Rektor tidak menghadirinya,” kata Tim Media Aliansi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Idan melalui keterangan tertulis yang diterima Suara Cirebon, Rabu (4/8/2021).
BACA JUGA: Terlalu Dipaksakan, IAIN Cirebon Belum Siap Jadi UISSI
Salah satu aksi aliansi mahasiswa ini, yaitu seruan untuk memboikot kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) untuk mahasiswa baru dan dies natalis kampus setempat. Bahkan, seruan tersebut pun meminta agar mahasiswa tidak terlibat pada kegiatan tersebut sebelum tuntutan direalisasikan.
“Aksi propaganda kreatif melakukan serangkaian aksi kreatif di antaranya, tembak laser gedung rektorat (IAIN Syekh Nurjati Cirebon), pemasangan banner protes, chat serentak Rektor (IAIN Syekh Nurjati Cirebon), dan aksi galang dana untuk mahasiswa yang tidak bisa membayar UKT di hari Jumat dan Minggu besok yang akan dilakukan di depan kampus utama,” paparnya.
Dari berbagai aksi tersebut, pihaknya berharap Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyetujui dan merealisasikan tuntukan aliansi mahasiswa ini.
“Harapannya, Rektor mau mendengarkan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa dan adanya kebijakan pemotongan UKT yang memihak kepada mahasiswa,” tandasnya. (Arif)