KOTA CIREBON, SC- Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Cirebon, Adnan Durahman mengatakan, per tanggal 16 Juli lalu, insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19 sudah dicarikan. Insentif yang sudah bisa diterima para nakes tersebut, untuk periode Januari sampai April. Menurutnya, dana insentif ini berasal dari APBD Kota Cirebon.
Diakui Adnan, insentif yang dibayarkan tidak sesuai dengan kebijakan yang diberlakuan Kementerian Kesehatan. Ia mencontohkan, insentif perawat yang seharusnya (standar Kemenkes) Rp7,5 juta hanya dibayar Rp2.450.000. Menurutnya, hal itu terjadi karena menyesuaikan kemampuan APBD.
“Bukan ada pemotongan, tapi ada penyesuaian anggaran. Jadi nilainya sangat berbeda dengan kebijakan Kemenkes. Yang seharusnya Rp7,5 juta untuk perawat, tetapi cuman mendapatkan Rp2.450.000. Ini hanya untuk perawat saja,” kata Adnan kepada wartawan, seusai menghadiri rakor di Balai Kota Cirebon, Rabu (4/8/2021).
Padahal, selama pandemi Covid-19 berlangsung tenaga kesehatan di setiap rumah sakit menjadi garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19. Tidak sedikit juga nakes yang terpapar Covid-19 bahkan meninggal dunia dalam keadaan positif Covid-19.
Meskipun insentif menyusut, diakui Adnan, semangat kerja para tenaga kesehatan dan perawat di RSD Gunung Jati tetap tinggi.
“Tapi alhamdulillah kita masih bisa bersyukur, meski insentif tidak sesuai dengan yang kami harapkan,” kata Adnan.
Adnan menilai, besaran insentif ada perbedaan antara nakes yang berkerja di rumah sakit swasta dengan rumah sakit daerah.
Menurutnya, nakes yang ada di rumah sakit swasta untuk insentifnya ditangani oleh pemerintah pusat, sehingga insentif yang dibayarkan seusai dengan kebijakan Kemenkes.
“Kami nakes yang berkerja di rumah sakit daerah untuk insentif harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah. Menurut kami itu sangat tidak adil,” kata Adnan.
Dirinya berharap kebijakan tersebut menjadi kajian ulang pemerintah pusat, agar ada keadilan yang diberikan kepada nakes di rumah sakit daerah.
“Karena soal ini menjadi isu nasional tidak hanya di Kota Cirebon saja. Kami harap pemerintah pusat memperhatikan seluruh nakes yang bertugas di rumah sakit daerah,” ujarnya.
BACA JUGA: Insentif Nakes Kota Cirebon Terbilang Kecil
Adanya penyesuaian anggaran, yang menyebabkan insentif nakes menyusut, diakui Adnan dikeluhkan teman-temannya para nakes di RSD Gunung Jati Cirebon.
“Kalau keluhan ada, wajar manusiawi kami juga lelah, karena setiap hari terus ada pasien yang terpapar Covid-19,” pungkasnya. (Surya)