KOTA CIREBON, SC- Bahasa Cirebon dari masa ke masa semakin tergeser dengan budaya kekinian. Mirisnya, tidak sedikit anak-anak muda Cirebon tidak mengerti dan tidak lagi menggunakan bahasa Cirebon. Atas keprihatinan itu, Bahasa Cirebon direncanakan masuk pada kurikulum lokal untuk SMA/SMK sederajat, agar tidak hilang (punah) akibat tergeser budaya baru. Hal itu mengemuka pada kegiatan Webinar Bahasa Cerbon untuk Generasi Z yang diselenggarakan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, di SMAN 2 Kota Cirebon, Kamis (19/8/2021).
Kepala KCD X Disdik Jabar, Dra. Ester Miori Dewayanti, M.Pd, mengatakan, sebagai bentuk kepedulian KCD terhadap masyarakat Cirebon, Bahasa Cirebon akan dimasukkan pada kurikulum pembelajaran di setiap SMA.
“Bahasa Cirebon itu harus dilestarikan dan harus dijaga agar tidak punah oleh perkembangan zaman. Pada webinar tadi ada usulan agar Bahasa Cirebon harus masuk kurikulum untuk bisa diajarkan di sekolah-sekolah,” kata Ester.
Adanya rencana tersebut, lanjut Ester, akan segera ditindaklanjuti KCD X. Pihaknya ingin Bahasa Cirebon secepatnya masuk pada kurikulum di SMA/SMK sederajat.
“Tentu kami akan menindaklanjuti bahwa Bahasa Cirebon ini memang harus dilestarikan dan menjadi muatan lokal di sekolah,” ujarnya.
Sementara, perwakilan dari Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan, berdasarkan sejarah dan kultur, Bahasa Cirebon sangat penting dijadikan kurikulum.
Selain itu, lanjut Arimbi, Cirebon sebagai salah satu kota besar yang sudah mendunia, serta kota sejarah, sehingga sangat penting Bahasa Cirebon dibangkitkan kembali.
“Karena banyak naskah sejarah yang tersimpan masih memakai Bahasa Cirebon, baik Bahasa Cirebon kuno, pertengahan ataupun modern,” kata Arimbi.
Arimbi menilai, perkembangan Bahasa Cirebon dari masa ke masa mengalami kemunduran, hal ini terbukti banyaknya anak muda yang belum mengerti Bahasa Cirebon.
Karenanya, pihaknya sangat mendukung rencana Bahasa Cirebon dimasukkan pada kurikulum pembelajaran di tingkat SMA tersebut. Bahkan dirinya menilai rencana tersebut dapat menggali potensi yang dimiliki Cirebon.
“Maka sangat disayangkan dan memang penting sekali karena memang anak-anak kita sangat jarang sekali memakai Bahasa Cirebon,” kata Arimbi.
Di tempat yang sama, Sultan Keraton Kacirebonan Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat menyampaikan dukungan rencana Bahasa Cirebon masuk pada kurikulum di setiap SMA.
“Saya melihat Bahasa Cirebon mengalami pergeseran nilai budaya. Bahasa Cirebon lama-lama tenggelam. Antisipasinya kita harus masukkan Bahasa Cirebon pada kurikulum sebagai muatan lokal,” kata Sultan Abdul Gani.
BACA JUGA: Berada di Level 2, Kabupaten Cirebon Bersiap PTM
Kegiatan webinar Bahasa Cirebon tersebut, mendapat hantaran dari Sultan Kasepuhan XV, PRA Lukman Zulkaedin dan dihadiri serta buka langsung Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzanul Ulum. Turut hadir sebagai pembicara Sultan Keraton Kacirebonan, Pangeran Raja Abdul Gani Natadinigrat, perwakilan dari Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, Sejarawan Mustakim Asteja, Akademisi, Made Casta, kepala KCD Wilayah X Jawa Barat, para kepala sekolah, guru, siswa dan budayawan. (Surya)