CIREBON, SC- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, H Mohammad Luthfi ST MSi menghadiri lokakarya Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Sabtu (2/10/2021).
Sebelumnya, UMC telah menyelenggarakan KKM pada 15 Agustus 2021 sampai 16 September 2021. Mengingat masih dalam situasi pandemi Covid-19, KKM UMC pun dilakukan di tempat tinggal mahasiswa masing-masing.
Hasil dari KKM itu dipamerkan dalam kegiatan lokakarya yang dilaksanakan di kampus setempat. Bahkan, lokakarya ini sekaligus memeringati milad ke-21 UMC pada 28 September kemarin.
Dalam kesempatan itu, Luthfi mengatakan, hasil KKM UMC sangat positif. Karena, mahasiswa di kampus setempat mendapat pelajaran dengan cara berbeda.
Yaitu, lanjut dia, mereka yang biasanya mendapatkan pembelajaran di kampus dengan diajarkan berbagai macam teori. Namun, kini mereka turun ke lapangan untuk memraktikan teori tersebut dalam kehidupan nyata.
Dengan begitu, jelas Luthfi, mereka dapat mengetahui bahwa hidup itu perlu untuk berproduksi dan menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai, salah satunya nilai ekonomi untuk mereka.
“Ini merupakan bagian dari upaya tentang bagaimana mereka belajar bertahan hidup. Karena selama kuliah kan mereka mendapatkan dari orang tua, tapi dengan cara seperti ini mereka mulai mencari jalan untuk hidup,” terangnya.
Untuk ke depan, Luthfi berharap, KKM UMC dapat lebih tajam lagi untuk mendorong peran mahasiswa dapat mengubah daerah di tempat mereka KKM agar lebih baik.
“Seperti mengubah desa yang pasif menjadi produktif, tempat wisata yang mati untuk dihidupkan, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang sebelumnya tidak berjalan lalu dijalankan,” ujarnya.
Selain itu, Luthfi menginginkan, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di daerah, termasuk di Kabupaten Cirebon.
Untuk itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Cirebon, akademisi, dan kelompok-kelompok masyarakat harus bisa bersinergi dengan mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang kesiapan akademisnya baik.
“Hal itu tinggal di dorong, sehingga dapat membawa Kabupaten Cirebon menjadi lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMC, Arief Nurudin MT mengungkapkan, pihaknya memiliki program KKM yang biasanya dilaksanakan mahasiswa semester 6, akan ditarik ke semester 5.
“Jadi ke depan akan kita buat kelompok-kelompok usaha dan kita modali beserta badan usahanya, seperti CV atau yang lainnya. Jadi ketika mereka lulus dapat mengembangkan usaha tersebut,” katanya.
Dengan begitu, imbuh Arief, mereka dapat membuat UMKM yang bisa merekrut masyarakat dan alumni UMC dapat lebih produktif.
“Saat ini, untuk pemasaran bukan menjadi kendala, karena dengan teknologi yang banyak tersedia bisa memroduksi sekaligus memasarkan melalui jejaring dan mitra-mitra yang ada. Kan tinggal buka internet kita bisa langsung melihat dan memasarkannya,” jelas dia.
Rektor memaparkan, tema KKM UMC tahun 2021 ini adalah “Penggalian Potensi Wisata dalam Rangka Jabar Juara di Masa Pandemi”. Di dalam potensi wisata itu pun terdapat para pelaku UMKM yang tentu dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat setempat.
“Seperti pembuat makanan tradisional yang telah ada sejak zaman dulu dapat terekspos melalui lokakarya ini. Bahkan, potensi wisata di tempat KKM UMC pun dapat tergambarkan,” terang Arief.
BACA JUGA: CPNS Kuningan Jalani SKD, Tim IT UMC Bekerja 24 Jam
Bahkan, rektor mengatakan, hasil KKM UMC tersebut akan dibuat naskah akademik yang kemudian disampaikan kepada pemerintah daerah setempat.
“Seperti ada mahasiswa kami yang KKM di Ciamis, akan kita buat naskah akademiknya dan dikirimkan ke Pemerintah Daerah Ciamis. Begitu juga mahasiswa yang KKM di Kabupaten Cirebon, akan kita buatkan naskah akademik dan kita kirimkan ke Bupati Cirebon,” terangnya.
Sehingga, jelas Arief, pemerintah daerah dapat mengetahui dan memiliki acuan, bahwa di daerah setempat memiliki potensi wisata yang harus dikembangkan yang datanya sudah digali oleh mahasiswa UMC.
Panitia KKM UMC 2021, Ida Ri’aeni SSos MKom menambahkan, program untuk melahirkan pengusaha muda dari mahasiswa UMC itu bernama Inkubator Bisnis Terpadu. Program ini terkait dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Program Incubator Bisnis Terpadu ini adalah inisiasi di tingkat universitas (UMC). Terkait program tersebut kita bekerjasama dengan beberapa pihak untuk melakukan pendampingan kepada mahasiswa. Jadi ini sebuah wadah aktualisasi mahasiswa untuk menanamkan jiwa entrepreneur dan embrio-embrionya itu sudah ada,” tandasnya. (Arif)