YASMIN tidak menyangka dirinya dinobatkan sebagai mahasiswi terbaik pada prosesi wisuda yang akan dilangsungkan Universitas Muhammadiya Cirebon (UMC) pada Sabtu, (23/10/2021) besok.
Bukan tanpa alasan, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) kampus setempat ini berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang nyaris sempurna, yaitu 3,96.
“Aku itu orangnya perfeksionis, apa-apa itu harus sempurna. Jadi kalau ada yang kurang, kaya nilai gitu, aku coba perbaiki dan berusaha buat evaluasi dan ngejer terus biar nilainya bagus,” ungkap Yasmin kepada Suara Cirebon di kampus 2 UMC yang beralamat di Jalan Fatahillah, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (21/10/2021).
Yasmin menjelaskan, untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan skala prioritas dan manajemen waktu yang baik. Karena, dengan begitu akan dapat tersusun mana pekerjaan yang harus didahulukan dan kapan harus dikerjakan.
“Kalau ada tugas itu jangan dibikin tegang, mengalir aja. Misalkan sukanya dia mengerjakan malam, ya dikerjakam malam. Kalau sukanya ngerjain sama teman, ya dikerjakan sama teman. Siapkan cemilan, minuman, dan lainnya. Jadi dibikin santai dan senyaman mungkin,” ujar anak ke-4 dari 7 bersaudara ini.
Gadis yang memiliki hobi menulis ini juga menceritakan, sejak awal masuk kuliah di UMC, dirinya memang ingin menjadi mahasiswi yang berprestasi. Karena, salah satu alasannya yaitu untuk membahagian kedua orang tuanya.
“Dari awal memang aku ingin jadi lulusan terbaik. Itu untuk ngebanggain orang tua. Karena aku kan dulu suka main, jadi aku ingin membuktikan kalau aku juga bisa,” ucapnya.
Cara membuktikannya, imbuh Yasmin, yaitu dengan melakukan apa yang disukai dan menyukai apa yang dilakukan.
“Nikmatin aja apa yang kita jalanin, jangan dibikin tegang,” ujarnya.
Bahkan, Yasmin mengungkapkan, dirinya pun menikmati setiap proses perkuliahan. Karena, selain menjadi pendidik, dosen-dosen di UMC pun dirasakannya seperti teman.
“Selain harus menyukai mata kuliah dan pembelajarannya, kita juga harus menyukai dosennya. Jadi dosen itu kaya teman, sampai teman-teman di kelas itu punya panggilan sayang tersendiri buat dosen,” kata dia.
Diakui Yasmin, setiap orang pasti punya kekurangan, begitupun dirinya. Sehingga, salah satu cara untuk menutupi kekurangan tersebut adalah aktif dan terus belajar.
“Dalam proses pembelajaran di dalam kelas itu, dosen pasti memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya. Nah, manfaatkan kesempatan itu untuk menutupi kekurangan kita. Jadi yang tadinya gak mengerti jadi mengerti,” jelasnya.
BACA JUGA: UMC Gandeng PT Danarta Anugrah Divina Siapkan Lulusan Jadi Pengusaha dan Siap Diterima Dunia Kerja
Namun, Yasmin menegaskan, setiap usaha harus disertai dengan do’a. Karena, do’a memiliki peran yang sangat besar dari setiap keberhasilan yang berhasil diraih.
“Usaha sebesar apapun kalau takdirnya mengatakan tidak, maka pasti tidak akan sukses. Aku juga gak nyangka bisa jadi mahasiswa terbaik. Aku yakin ini karena do’a,” tuturnya.
Setelah lulus, gadis kelahiran tahun 1998 ini berencana menjadi seorang guru di salah satu sekolah dasar di Cirebon. Dia ingin mempraktikan ilmu yang didapatnya semasa kuliah di UMC kepada peserta didik di sekolah tersebut.
“Kalau keinginan untuk lanjut (S2) sih ada, tapi aku ingin mencari pengalaman dulu. Saya ingin mengajar dulu di sekolah,” tandasnya. (Arif)