CIREBON, SC- Semakin hari semakin menjamur. Begitulah, fenomena manusia silver saat ini. Bukan hanya dikejar petugas keamanan. Mereka pun dibayang-bayangi oleh masalah kesehatan yang bahkan dapat merenggut nyawa. Pasalnya, pewarna yang digunakan bukanlah body painting, tetapi cat besi.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr Jessica Angela menyampaikan, apabila suatu hal yang seharusnya tidak berlaku untuk tubuh, khususnya kulit diaplikasikan begitu saja. Maka, pasti memiliki efek, baik secara langsung maupun dalam jangka waktu lama. Apalagi, yang digunakan para manusia silver merupakan cat untuk besi.
“Pastinya ada efek, karena yang dipakai untuk diaplikasikan ke kulit saja bukan sesuatu yang seharusnya yang dipakai untuk kulit. Pastikan itu pakainya saya kurang tepat pakai cat apa. Mungkin untuk barang-barang lain, bukan untuk kulit pasti akan memiliki efek,” terangnya, Rabu (27/10/2021).
Reaksi yang dapat dihasilkan, kata Dr Jessica, beragam. Mulai dari alergi, bahkan kematian. Karena, dalam waktu kurang dari satu jam atau setelah berjam-jam pengolesan cat itu dilakukan berulang-ulang.
“Tergantung, kalau reaksi alergi itu bisa muncul beberapa jam setelah aplikasi. Kalau memang dia tidak cocok dengan bahan yang ada di dalam cat tersebut. Dalam beberapa saat setelah kontak dapat timbul gejala,” paparnya.
Karena, lanjut Dr Jessica, kondisi setiap orang berbeda-beda. Ada yang menimbulkan reaksi, ada yang tidak.
“Mungkin kebetulan pada orang tersebut tidak menunjukkan reaksi hipersensitivitas. Jadi dia merasa tidak apa- apa. Tapi tidak semua orang akan aman,” terangnya.
Menurut Dr Jessica, penggunaan suatu produk tidak dapat dipukul rata kepada semua orang. Apalagi cat yang digunakan bukanlah sesuatu yang khusus diaplikasikan pada kulit. Sehingga, kendati saat ini belum ada efek apapun. Apabila, terus menerus dalam jangka waktu serta durasi yang cukup lama, bisa dimungkinkam memberikan efek samping ke sistemik.
Perihal masalah penyakit dan efek penggunaan cat besi tersebut, jelas Dr Jessica, perlu diketahui terlebih dahulu kandungan dalam cat tersebut. Sehingga dapat diketahui paparan, jumlah, dan volume yang digunakan ke tubuh.
“Yang jelas alergi kulit itu paling bahaya dapat merenggut nyawa. Itu kita tidak tahu ya bahannya sendiri punya bahan toxicsitas apa kalau ke tubuh. Kalau kulit reaksi alergi paling bahaya bisa mengancam nyawa loh. Karena, kondisi tubuh dan kulit setiap orang berbeda, maka efek atau dampaknya pun beragam,” jelasnya.
Sementara di tempat lain, tepatnya di lampu lalu lintas Sumber, keluarga manusia silver menjelaskan, cat yang digunakan memang bukan untuk tubuh, melainkan untuk besi. Kendati demikian, dia dan teman-temannya tidak ragu menggunakan cat tersebut. Sebab, mereka tidak merasakan gatal atau efek apapun, baik saat digunakan maupun setelahnya.
“Tidak perih dan gatal. Gatal cuma kalau kena koasnya saja,” kata anak pertama.
BACA JUGA: FSPMI Tuntut UMK Naik 10 persen
Tak hanya satu jam, bapak dan anak ini membeberkan kepada Suara Cirebon, penggunaan cat tersebut yaitu selama 3 jam dalam sehari. Yang cukup mencengangkan, mereka sebenarnya mengetahui bahaya yang mengancam keduanya jika terus menerus menggunakannya. Akan tetapi, dengan dalih hanya 2 sampai 3 hari sekali mencat tubuhnya, mereka beranggapan akan aman.
“Cuma 3 jam sehari itu juga ga setiap hari, paling 2 sampai 3 hari,” kata sang ayah, Malih.
Mengaplikasikan hingga tepat di bawah mata, keduanya mengaku tidak ada efek perih atau apapun. Hanya perih ketika cat memasuki mata. Dikarenakan bukan cat untuk tubuh, keduanya acap kali menghabiskan waktu 3 jam untuk membersihkan tubuhnya dari cat menggunakan sabun.
“Untuk bersihinnya cuma 3 jam, itu pakai sabun saja. Nggak ada merah-merah atau gatal sih,” pungkasnya. (Sarrah/job)