KOTA CIREBON, SC – Kota Cirebon dipercaya menjadi pilot project penerapan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang merupakan tim keamanan siber pertama di Jawa Barat (Jabar).
Wakil Wali Kota Cirebon, Hj Eti Herawati sangat mengapresiasi kepercayaan yang diberikan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat tersebut. Menurut Eti, saat ini keamanan informasi menjadi perhatian dan sangat dibutuhkan. Bahkan keamanan informasi siber menjadi pondasi untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.
Eti menilai, penerapan CSIRST di Kota Cirebon sangat tepat, sebab pergerakan masyarakat yang semakin padat, terlebih dalam menjaga ratusan aplikasi yang dimiliki Pemerintah Kota Cirebon.
“Cirebon menjadi pillot project di Jabar ini suatu kebanggaan, apabila keamanan informasi menjadi perhatian, maka kita betul membutuhkan karena kita memiliki ratusan aplikasi,” kata Eti, saat menghadiri peluncuran CSIRT di lobby Gedung Setda Kota Cirebon, Selasa (2/10/2021) .
Tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menurut Eti berbanding lurus dengan resiko dan ancaman keamanannya.
“Bahaya insiden siber selalu mengancam. Jangan sampai informasi berharga sampai disalahgunakan,” tandas Eti.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik, Ma’ruf Nuryasa, menjelaskan Pemerintah Kota Cirebon memiliki 136 aplikasi dan 32 website menjadi sasaran peretasan.
“Hingga 26 Oktober 2021 terdapat 3.817 serangan malware, 180.321 serangan denial of service, 1.271 serangan trojan dan 2 kali serangan web defacement. Semua telah ditangani oleh Cirebonkota-CSIRT,” kata Ma’ruf.
Dibentuknya Cirebonkota-CSIRT ini membuktikan Kota Cirebon siap menghadapi serangan siber.
“Serta melindungi keamanan informasi pemerintahan dengan baik,” tutur Ma’ruf.
Dijelaskan Ma’ruf, layanan utama CSIRT merupakan layanan reaktif yang terdiri dari peringatan keamanan siber dan penanganan insiden siber. Ada pula layanan tambahan meliputi penanganan kerawanan sistem elektronik dan pemulihan insiden.
“Dalam menjalankan perannya, Cirebonkota-CSIRT juga berkolaborasi dengan Cirebon Siaga 112,” tutur Ma’ruf.
Khususnya dalam menerima laporan insiden yang terjadi pada sistem elektronik yang terdapat pada Pemda Kota Cirebon.
“Nanti ada dua portal layanan, satu layanan publik satu layanan pemerintah, soal SDM ini menjadi PR, untuk itu kami berkolaborasi dengan BSSN untuk meningkatkan literasi. Kita persiapkan 12 orang, yang harus dimaksimalkan, antisipasi ini dilakukan 24jam,” tambahnya.
Mar’uf optimis terpilihnya Kota Cirebon sebagai pilot project penerapan CSIRST pertama di Jawa Barat, mampu menjadi contoh bagi daerah kota/kabupaten lain di Jawa Barat
Sementara itu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan Daerah, Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI), Hasto Prastowo, menilai Kota Cirebon mampu mengajak daerah Kota/ Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan dan daerah lainnya.
“Cirebon pertama di Jawa Barat dan secara nasional ke-7 se-Indonesia, sepertinya Jawa barat akan menjadi pilot project lingkup pembinaan ke arah kabupaten/kota,” ujarnya.
BACA JUGA: Pemkot Cirebon Terima 40 Sapi Bantuan Kementan
Hasto menjelaskan, CSIRT adalah sebuah organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau dan menanggapi laporan juga aktivitas terkait keamanan siber.
Dasar dari terbentuknya organisasi ini atau CSIRST sebab banyaknya sistem pemerintah yang diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“SDM perlu ditingkatkan, rasa memiliki keamanan juga perlu bukan hanya pemerintah tapi masyarakatnya juga, selain SDM pemerintah juga perlu memikirkan anggarannya perlu ditingkatkan untuk memperbaiki pelayanan masyarakat,” tegasnya. (Surya)