SETELAH dinyatakan sebagai pemenang dalam Pilwu pada pemilihan kuwu (Pilwu) serentak yang digelar, Minggu (21/11) kemarin, Kuwu terpilih Desa Jungjang, Kecamatan Arjawinangun, Kasmin (49) dipastikan tidak akan mengayuh becaknya lagi untuk menghidupi keluarganya. Ya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak ini terpaksa harus “pensiun dini” dari genjot-menggenjot pedal becak.
Saat ini, Kasmin sedang diasingkan entah dimana. Tim suksesnya mengaku tidak ada yang tahu tempat pengasingan kuwu terpilih fenomenal tersebut.
“Biarkan istirahat dulu lah sekitar dua sampai tiga hari,” ujar Surtoni (51), kakak sepupu Kasmin, Selasa (23/11/2021) kemarin.
Menurutnya, jelang sore hari usai dinyatakan sebagai pemenag Pilwu, sontak ada euforia kemenangan dari warga Desa Jungjang. Bahkan euforia tersebut berlanjut hingga malam hari.
Bahkan, kata dia, pada sore itu, Sumiyati yang tak lain adalah istri Kasmin, diarak menggunakan becak bak seorang ratu. Ia dikawal pendukung-pendukung suaminya merayakan kemenangan kuwu yang dipilih mereka. Becak yang ditumpangi Sumiyati didorong oleh adik kandung Kasmin, yakni Saroni yang sehari-hari tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.
Sementara saat Kasmin “dipingit”, istri dan anak-anak Kasmin tetap di rumah kontrakan mereka yang biaya sewa per bulannya Rp400 ribu. Namun saat di rumah, Sumiyati nampak irit bicara. Padahal, sebentar lagi Sumiyati akan menyandang gelar Ibu Kuwu. Ia hanya menjawab “senang” ketika ditanya perasaannya setelah suaminya terpilih sebagai orang nomor satu di Desa Jungjang.
Namun sikap banyak diam Sumiyati tersebut sudah diprediksi oleh Surtoni. Karena itu, ia selalu ada di samping istri kuwu terpilih yang memiliki lima orang anak tersebut, untuk bertindak mewakili pihak keluarga. Saat disinggung becak Kasmin yang dipastikan tidak banyak dipakai lagi karena yang bersangkutan terpilih menjadi kuwu, Surtoni menyebutkan, bahwa becak Kasmin akan dimuseumkan.
“Sudah ada rencana, akan dimuseumkan. Dijadikan monumen di depan Kantor Desa Jungjang,” terang Surtoni.
Menurut Surtoni, apa yang ia sampaikan tersebut bukan asal bicara. Karena hal itu sudah disampaikan Kasmin kepada dirinya dan sudah menjadi niatan Kasmin. Tujuannya, ialah agar kuwu terpilih itu saat sudah sah memimpin Desa Jungjang, selalu ingat asalnya.
“Ini serius, memang keinginan dia (Kasmin, red) seperti itu,” tegasnya.
Niatan Kasmin tersebut ternyata mendapat dukungan dari teman-teman Kasmin sesama tukang becak. Mereka berharap agar Kasmin selalu jadi pemimpin yang amanah. Peduli terhadap rakyat kecil dan terus memperjuangkan hak-hak rakyat.
Untuk diketahui, kemenangan Kasmin pada Pilwu serentak ini tanpa harus mengeluarkan jurus serangan fajar. Sebaliknya, justru Kasmin yang banyak menerima bantuan dari tetangga dan masyarakat Jungjang. Pasalnya, ekonomi Kasmin dan keluarga terbilang pas-pasan jika dibandingkan dengan mayoritas masyarakat pada umumnya. Kuwu terpilih yang sudah memiliki 3 cucu itu tidak memiliki sepeda motor, bahkan dia juga tidak memiliki handphone. Kendaraan satu-satunya yang dimiliki Kasmin adalah becak yang sekaligus sebagai sumber mencari nafkahnya.
Selain mengayuh becak, Kasmin juga kerap melakoni pekerjaan sebagai kuli panggul sayuran di Pasar Desa Jungjang. Pekerjaan tambahannya itu selalu dilakukan malam hari setelah narik becak. Tahun 2021 ini merupakan kali kedua ia mencalonkan diri sebagai kuwu, setelah pada tahun 2015 lalu gagal. Namun, tekad yang kuat dan dorongan dari keluarga serta warga sekitar tempat tinggal membuat Kasmin percaya diri untuk maju kembali.
BACA JUGA: Tukang Becak Kalahkan Calon Kuwu Petahana
Bahkan, isu mahalnya politik tingkat desa tersebut tidak membuat pria kelahiran 9 Juni 1972 ini gentar. Benar kata pepatah, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Kasmin pun mendapat banyak dukungan, sehingga biaya kampanye seperti pemasangan baliho, alat peraga lainnya serta kebutuhan untuk melalui tahapan Pilwu banyak disumbang oleh masyarakat. Khususnya dari warga di tempat ia tinggal, yakni Blok Karanganyar.
Dari sisi pendidikan formal, Kasmin hanya lulusan SMP. Kemudian menempuh jenjang pendidikan SMA melalui kejar paket. Saat menarik becak, Kasmin dengan perawakan kekar itu selalu mengenakan kostum khas, yaitu kaos selalu diikatkan di kepala untuk mengurangi panasnya terik matahari. Dari pernikahannya dengan Sumiyati, Kasmin dikaruniai empat orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki bungsu. Tiga anak perempuannya sudah menikah dan dua anak lainnya masih duduk di bangku sekolah, yakni kelas lima SD dan SMK. (Islah)