KABUPATEN CIREBON, SC- Sesuai rencana, pengerjaan pembangunan Alun-Alun Taman Pataraksa (ATP) Sumber dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama difokuskan kepada pekerjaan konstruksi berat, sedangkan tahap kedua pekerjaan sarana pelengkap ATP.
Saat ini, tahap pertama revitalisasi ATP sudah selesai. Progres pengerjaan tahap pertama yang menelan anggaran sebesar Rp11,6 miliar itu kini menunggu penyelesaian. Sementara untuk tahap kedua nanti, rencananya membutuhkan anggaran sekitar Rp5 miliar. Namun pelaksanaan lanjutan proyek tersebut terkendala anggaran. Pasalnya, pada APBD murni baik di APBD Kabupaten Cirebon maupun APBD Provinsi Jawa Barat tidak dianggarkan.
Kabid Pertamanan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Fitroh Sudaryono mengatakan, pihaknya sudah berupaya agar pelaksanaan pekerjaan lanjutan bisa masuk ke APBD murni. Namun hingga ketuk palu anggaran 2022, pos anggaran untuk pekerjaan lanjutan tidak dialokasikan dengan berbagai alasan.
Menurut Fitroh, upaya tersebut sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Pihaknya bolak balik ke Pemprov Jabar untuk mengusulkan pekerjaan lanjutan proyek ATP tersebut. Namun karena kondisi keuangan provinsi yang terbatas, akhirnya anggaran untuk proyek lanjutan tersebut tidak dialokasikan.
“Kita sudah berupaya agar anggaran untuk proyek lanjutan ini ada di APBD murni, tapi kondisi keuangan provinsi memang sedang ada penurunan, di Dinas Perkim yang biasanya Rp700 miliar sekarang hanya Rp300 miliar, imbasnya mau tidak mau ke proyek Alun-alun Pataraksa,” ujar Fitroh, Senin (3/1/2021).
Akibatnya, pihaknya harus menerima kenyataan bahwa proyek lanjutan tersebut tidak dianggarkan di APBD murni. Oleh karena itu, fokus DLH ke depan adalah proyek lanjutan tersebut masuk ke dalam APBD perubahan. Sehingga di tahun 2022 pembangunan atau revitalisasi ATP bisa selesai dan siap untuk digunakan.
“Kita sekarang fokus di APBD perubahan karena di APBD murni sudah tidak mungkin. Kita optimis dengan doa semua pihak mudah-mudahan alokasi lanjutannya bisa dianggarkan di APBD Perubahan,” terangnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana, memprediksi proyek ATP bakal mangkrak. Karena, kemungkinan besar Pemprov Jabar tidak lagi menurunkan anggaran untuk kelanjutan proyek yang saat ini masih terlihat berantakan. Kendati demikian, ia masih berharap Pemprov masih bisa menganggarkan untuk kelanjutan proyek tersebut.
“Kalau dilihat diaturan sih saya pesimis Pemprov Jabar bisa menurunkan lagi anggaran untuk kelanjutan proyek tersebut. Saya tidak menyalahkan Pemda karena saya yakin Pemda sudah mengajukan anggaran ke provinsi,” kata Rudiana.
Ia menjelaskan, bila tahun ini proyek tersebut tidak dilanjutkan, maka akan ada persoalan dari sisi estetika. Karena, lokasi proyek yang berada tepat di depan itu telah menambah suram lingkungan Kompleks Perkatoran Pemkab Cirebon. Terlebih dengan bentuk bangunan yang tidak rata, menyebabkan Gedung Setda atau kantor Bupati Cirebon tidak terlihat dari depan jalan utama.
“Kalau tahun (revitalisasi, red) ini benar-benar mangkrak, bisa dibayangkan kusamnya lokasi perkantoran Pemda. Ini justru sangat memalukan. Belum lagi disampingnya, kondisi Masjid Agung yang terkesan tidak terurus karena menaranya tidak selesai selesai,” kata dia.
BACA JUGA: MK Optimistis Proyek Alun-Alun Taman Pataraksa Sesuai Target
Menurut dia, harusnya Pemkab Cirebon sejak awal menolak lokasi proyek ATP bantuan provinsi tersebut. Nantinya, kemungkinan besar banyak masyarakat yang enggan datang karena selain lokasinya di Kompleks Perkantoran Pemkab, juga akses jalannya bukan di depan jalan utama.
Ditegaskan Rudiana, harusnya proyek tersebut dialihkan saja di Taman Kota Sumber yang lokasinya berada di depan jalan utama dan depan kantor bjb Sumber.
“Kalaupun selesai, toh lokasinya dalam lingkungan Pemda. Pasti jarang orang yang mau datang. Paling hanya masyarakat sekitar saja. Saya pikir ini hanya buang-buang anggaran, manfaatnya tidak bisa dirasakan warga Kabupaten Cirebon,” pungkasnya. (Islah)