MAJALENGKA, SC- Dampak naiknya harga kedelai, perajin tempe dan tahu di Kabupaten Majalengka terpaksa mengurangi jumlah produksi, sebagian melakukan mogok total. Pengurangan produksi menjadi pilihan perajin untuk menyiasati naiknya harga bahan baku utama, kacang kedelai.
Kenaikan harga kacang kedelai yang mulai terjadi sejak dua pekan terakhir membuat perajin kesulitan menutup biaya produksi yang terus bertambah.
Jejen perajin tahu di Desa Kulur, Kecamatan Majalengka mengaku belum menaikan harga penjualan meski harga kacang kedelai terus naik. ”Harga masih tetap,tetapi tidak menutup kemungkinan nanti dinaikan kalau harga bahan baku terus naik,” ucapnya, Kamis (24/2/2022).
BACA JUGA: Warga Majalengka Harapkan Operasi Pasar Minyak Goreng
Menurut dia, meski biaya produksi naik tidak semua perajin melakukan mogok produksi. Sebagian masih melakukan produksi, meski dalam jumlah yang tidak banyak. Bila berhenti total, perajin khawatir kehilangan pelanggan. Karena tidak ada jaminan semua perajin menghentikan sementara produksi tahu ataupun tempe.
“Sekarang persaingan makin ketat, kalau tidak berproduksi pelanggan bisa pindah ke yang lain yang masih melakukan produksi,” ujarnya.
Sehingga kata dia, mengurangi jumlah produksi menjadi pilihan di tengah melambungnya harga kacang kedelai. Pengurangan jumlah produksi akan dilakukan sampai harga kedelai kembali stabil.
BACA JUGA: Tak Miliki Izin Pembangunan, Pasar Darurat Majalengka Dihentikan
“Di awal kenaikan, produksi masih normal, tetapi ini sudah berapa minggu harga kedelai naik terus tiap harinya, ya terpaksa produksi dikurangi dulu,” jelasnya.
Selain mengurangi jumlah produksi, sebagian pengrajin tempe lainnya di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Uri Jamuri memilih melakukan mogok produksi, setelah harga kacang kedelai terus naik.
Ia mengatakan, aksi mogok produksi ini dirinya dilakukan dengan harapan mendapat perhatian serius dari pemerintah sehingga bisa menurunkan harga kedelai di pasaran.
BACA JUGA: Perajin Tempe dan Tahu di Majalengka Mogok Produksi
“Saya harap cara ini bisa diperhatikan pemerintah, harga kedelai jadi stabil lagi, biar saya bisa produksi lagi,” harapnya.
Mogok produksi juga dilakukan perajin tempe lainnya, seperti diungkapkan Inah. Inah mengaku sudah tidak memproduksi tempe sejak kemarin. Dikatakan Inah, produksinya tempe di pabriknya berhenti sementara setelah mendapat surat dari Paguyuban Perajin Tahu Tempe Jabar.
“Mulai kemarin tidak produksi, saya juga mendapat surat untuk tidak membuat tempe dari paguyuban perajin,” akunya. (Abr)