KABUPATEN CIREBON, SC- Aksi demonstrasi yang dilakukan sesuai aturan merupakan bagian dari demokrasi dalam upaya menyalurkan aspirasi yang diperbolehkan konstitusi (udang-undang, red).
Hal itu dikemukakan, Ketua DPD Partai Berkarya Kabupaten Cirebon, Mustamid. A.M, S.Pd., S.H., M.H., C.L.A, terkait rencana aksi demo besar-besaran yang dilakukan Badan Eksekutif Mahaiswa (BEM) se-Indonesia, pada Senin (11/4/2022) hari ini.
“Demonstrasi itu salah satu sarana dalam menyalurkan aspirasi yang diperbolehkan konstitusi. Singkatnya, demo itu bagian dari demokrasi dan tidak dilarang oleh konstitusi,” kata Mustamid, di sela kegiatan bagi-bagi takjil yang dilakukan Ikatan Wanita Pejuang Siliwangi (Iwapsi) Kabupaten Cirebon membagikan takjil kepada pengguna jalan di Pertigaan Cipeujeh, Kecamatan Lemahabang, Minggu (10/4/2022).
BACA JUGA: Mahasiswa Cirebon Bergerak, Tolak Presiden 3 Periode, Kenaikan Harga BBM, hingga IKN
Mustamid bahkan medoakan agar para mahasiswa yang akan melakukan aksi demostrasi selalu diberikan keselamatan dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pejuang Siliwangi Kabupaten Cirebon itu, menilai, adanya aksi mahasiswa dan elemen masyarakat dikarenakan tersumbatnya saluran demokrasi dan tidak berfungsinya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) secara maksimal.
“Kami merasa prihatin melihat perkembangan bangsa akhir-akhir ini, berbagai permasalahan dari adanya kenaikan BBM, kelangkaan minyak goreng dan lainnya. Ini sangat berdampak pada masyarakat bawah. Wajar kalau mahasiswa turun aksi,” katanya.
Dikatakannya pula salah satu tujuan bernegara yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan keamanan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
“Untuk itu kita jangan melupakan sejarah, karena sebagai bangsa yang besar, kita harus selalu menghargai akan sejarah,” pungkasnya.
BACA JUGA: Tolak Pembelian Gunakan Jerigen, Pengecer BBM Kecewa
Untuk diketahui, seruan dan ajakan demonstrasi digemakan BEM dan elemen mahasiswa untuk menyikapi sejumlah permasalahan di negara ini, mulai dari kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga BBM hingga isu presiden 3 periode dan penundaan pemilu 2024.
Ajakan dan seruan aksi itu beredar luas di media sosial dan grup percakapan WhatsApp. Tak sedikit masyarakat di luar mahasiswa yang menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan aksi. Mereka menyatakan dukungan dan doa agar aksi mahasiswa berjalan kondusif dan aspirasi didengar pemerintah dan DPR. (Baim)