Dalam setiap pelaksanaan rekrutmennya, dikatakan Agus, selama ini kisaran yang diterima hanya 30%, artinya masih banyak yang gagal. Padahal, menurut dia, prosesnya tidak sulit, karena dari proses mendaftar, seleksi, pelatihan kerja, sampai berangkat ke Jepang sudah diinformasikan sejak awal semua materinya.
Agus mengungkapkan, tingkat kegagalan yang paling tinggi rata-rata karena mereka tidak memiliki kesiapan. Namun, jika mereka telah mempersiapkan diri dengan berlatih untuk mencapai standar pasti akan lulus.
“Setiap tahun kami memberangkatkan sekitar 2.000 orang yang akan ditempatkan di lebih dari 1.000 perusahaan. Memang pemagangan sempat terhenti, itu pun dikarenakan adanya pandemi Covid-19, namun tahun ini kami adakan kembali,” katanya.
BACA JUGA: DPUTR Kabupaten Cirebon Tak Berdaya, Tegaskan Tak Ada Anggaran Normalisasi, Pemdes Diminta Swadaya
Sementara, pimpinan Balai Pelatihan Pemagangan Pondok Pesantren Gedongan Cirebon (BP3GC), Ade Tohir mengatakan, keberadaan BP3GC ini adalah salah satu upaya kepedulian Ponpes Gedongan membantu pemerintah berkenaan dalam penguatan ekonomi di pedesaan.