Hal itu dikemukakan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, H Asdullah, saat mengisi materi dalam Sosialisasi Perundang-undangan Bidang Politik bagi Pemilih Pemula dan Masyarakat, Senin (20/6/2022).
Asdullan mengatakan, komitmen pemerintah tersebut riil dan dibuktikan dengan program nyata menjelang Pemilu 2024 nanti.
BACA JUGA: Bawaslu Majalengka Ajukan Anggaran Pilkada Rp32 Miliar
Menurutnya, dukungan pemerintah dalam meningkatkan jumlah partisipasi pemilih pemula dilakukan dengan mendorong layanan dasar hingga masksimal. Layanan dasar tersebut di antaranya, pemberian program kesehatan bagi para pemuda Kabupaten Cirebon.
“Jadi, para pemudanya harus sehat. Maka program kesehatan harus diberikan,” kata Asdullah.
Dikatakan Asdullah, Pemda Kabupaten Cirebon tidak ingin angka partisipasi pemilih pemula turun, lantaran para pemudanya sakit saat pemilu berlangsung.
BACA JUGA: Golkar Buka Komunikasi Politik, Konsentrasi Sukses Pilpres dan Pileg 2024 Tak Lupakan Pilkada
Selain program kesehatan, kata dia, program beasiswa pun bisa digulirkan agar mampu menghasilkan para pemilih yang cerdas dan melahirkan pemimpin berkualitas.
“Pemuda juga harus didorong untuk bisa terlibat aktif dan berperan serta dalam menyosialisasikan kegiatan kepemudaannya. Jangan lupakan peran pemuda, mereka harus dilibatkan. Sisipkan, sosialisasi terkait pemilu,” kata Asdullah.
Kemudian, sosialisasi juga harus gencar dilakukan dengan sasaran yang lebih luas, tidak hanya para pemuda saja, tapi juga masyarakat luas lainnya. Karena sejauh ini, ia melihat sosialisasi tersebut tidak lakukan secara menyeluruh.
BACA JUGA: Partai Berkarya Dorong Mustamid Jadi Calon Bupati Cirebon di Pilkada 2024
“Ke depan harus lebih maksimal. Minimal dari 412 desa itu ada perwakilannya. Jangan hanya yang sudah menjadi mitra saja,” tegasnya.
Ia berharap, jumlah partisipasi pemilih pada 2024 nanti bisa tembus di angka 80 persen atau lebih. Mantan Kadisdik itu memang tidak menampik, jumlah partisiapasi dari setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hanya saja, dari sektor kepemudaan masih minim, angkanya hanya berada di 30 persenan.
Padahal, para pemuda dan para pemilih pemula itulah yang memiliki kelebihan dalam mengakses kandidat berkualitas, baik dalam perhelatan Pilpres, Pileg maupun Pilkada nanti. Dimana, track record para kandidatnya bisa gali melalui kecanggihan teknologi.
BACA JUGA: Pemilu Rawan Politik Uang, Ujaran Kebencian, dan Adu Domba
“Minimnya angka partisipatif para pemuda itu salah satunya karena bekerja menjadi TKW di luar negeri. Sehingga mereka tidak sempat menyalurkan hak pilihnya,” pungkasnya. (Islah)