KABUPATEN CIREBON, SC- Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon menyebut, lima kecamatan mengalami lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Lima kecamatan itu yakni Plered, Plumbon, Weru, Palimanan dan Tengahtani.
Sejumlah langkah dilakukan Dinkes untuk menekan penyebaran DBD tersebut, salah satunya dengan melakukan fogging (pengasapan, red) di Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, yang tercatat sebagai desa tertinggi kasus DBD-nya, Kamis (23/6/2022).
Sebanyak lima petugas fogging dari Dinkes melakukan pengasapan pekarangan hingga dalam rumah warga Pangkalan, terutama di RT dengan kasus DBD terbanyak.
BACA JUGA: Desa Pangkalan Sumbang Kasus DBD Terbanyak
Tindakan pengasapan itu dilakukan menyusul adanya lonjakan kasus DBD yang terjadi dalam dua minggu terakhir, yakni sebanyak 9 kasus dari total 14 kasus yang terjadi sejak Januari 2022.
Kepala Puskesmas Pangkalan, Masriti, usai kegiatan fogging menyampaikan, korban DBD di Desa Pangkalan rata-rata masih anak-anak. Menurut Masriti, total jumlah kasus DBD di Desa Pangkalan sebanyak 14 kasus.
Jumlah kasus tersebut, merupakan akumulasi sejak bulan Januari kemarin. Dari 14 warga yang terjangkit DBD tersebut, menurut Masriti, 13 kasus sudah pulang dari perawatan sedangkan 1 kasus masih menjalani perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA: Empat Warga Kemantren Diduga Terjangkit DBD
“Dari mulai Januari sampai hari ini (kemarin, red) ada 14 kasus,” ujar Masriti.
Ia menerangkan, fogging yang dilakukan pihaknya bukan satu-satunya cara untuk memberantas DBD. Karena, fogging hanya memberantas nyamuk dewasa yang menginfeksi saja.
Namun, menurutnya, langkah yang tepat memberantas nyamuk penyebab DBD adalah kedasaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, yakni dengan 3 M plus yakni menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi dan ember air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang bekas.
BACA JUGA: Waspada! 2 Sudah Meninggal, Kasus DBD di Kabupaten Cirebon Meningkat
“Kita dari puskesmas sudah melakukan berbagai cara dengan memberikan penyuluhan bahwa yang terpenting bukan membasmi nyamuk dewasa dengan foggingnya, tapi kebersihan lingkungan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M plus itu harus dilaksanakan oleh masyarakat,” bebernya.
Di Desa Pangkalan, kata Masriti, sebenarnya sudah ada program Sabtu Bersih (Tusih). Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini program tersebut belum aktif lagi. Begitupun di desa-desaainnya di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan, sudah ada program Jumat Bersih (Jumsih).
“Nah, kalau ditemukan kasus-kasus DBD itu kita melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) sambil membagikan abate,” paparnya.
BACA JUGA: Kasus DBD di Kabupaten Cirebon Makan Korban, Bocah 5 Tahun Meninggal
Selain di Desa Pangkalan, lanjut dia, sejumlah desa di Kecamatan Plered lainnya juga ditemukan kasus yang sama dengan jumlah yang juga tergolong banyak. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Pangkalan, kasus DBD pada tahun kemarin terjadi di Desa Gamel dengan 6 kasus dan Sarabau 5 kasus. Selain itu, kasus yang sama juga terjadi di Desa Cangkring dengan 7 kasus.
“Terbanyak di Desa Pangkalan dengan 14 kasus. Kemudian Cangkring 7 kasus, 6 kasus sudah bisa langsung pulang dan 1 kasus sempat menjalani rawat inap. Lalu Sarabau 5 kasus, 4 kasus pulang dan 1 mendapat perawatan, kemudian Gamel 6 kasus. Tapi sekarang bergeser ke Desa Pangkalan,” pungkasnya. (Islah)