Petani yang tinggal di Blok Lemahpanjang, Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran itu pun kini hanya bisa pasrah, dan mesti mencari cara membayar hutang pada tetangganya yang dipergunakan untuk modal tanam.
Semula ia dan keluarganya sangat berharap kali ini dapat memperoleh keuntungan besar, mengingat harga jual cabai yang cukup tinggi saat ini. Namun, harapan itu seketika hilang,setelah mengetahui tanaman cabai yang sempat dilihat beberapa hari sebelumnya sudah dipanen lebih dulu oleh pencuri.
BACA JUGA: Harga Cabai Naik, Pembeli “Kepedesan”
Andri memperkirakan tanaman cabai siap panen yang digondol pencuri bila dijual pada pengepul akan memperoleh uang sebesar Rp10 juta.
“Kalau dihitung, tanaman cabai yang hilang sekitar dua kuintal. Dua kuintal cabai kriting bila dihitung dengan harga penjualan sekarang nilainya tak kurang dari Rp10 juta,” katanya, Jumat (24/6/2022).
Menurut Andri, cabai siap panen miliknya yang dicuri itu ditanam di atas lahan kebun seluas 2.500 meter persegi. Bagi petani seperti dirinya tanaman cabai yang hilang itu sangatlah berarti. Apalagi kata dia untuk melakukan penanaman hingga siap panen modalnya sebagian meminjam pada orang lain.
BACA JUGA: Harga Pangan di Pasar Tradisional Mahal, Pedagang Bahan Pokok Mengeluh
“Modal tanam, biaya pupuk, pemeliharaan sebagian hasil meminjam dari tetangga,” ungkapnya.
Andri mengaku baru mengetahui kalau tanaman cabai miliknya telah dipanen orang lain pada Sabtu malam lalu.”Kejadianya kemungkinan Sabtu malam, karena keesokan harinya saya dan Ibu ke kebun,dan cabai siap panen sudah ada yang memetik,” jelasnya. (Abr)